NESCOM.ID, Jakarta – Indonesia sebagai negara demokrasi memberikan akses setara kepada warga laki-laki dan perempuan, untuk mengenyam pendidikan, berkarya, hingga menduduki posisi strategis dalam dunia kerja, usaha, politik, dan juga pemerintahan. Namun, kesempatan tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan, terutama oleh perempuan yang tinggal di perdesaan dan daerah terpencil. Untuk itu, sebagai organisasi yang menjadi wadah perempuan muslim (muslimat), dipandang perlu bagi Fatayat Nahdlatul Ulama untuk memainkan peran strategis dalam memajukan perempuan Indonesia.
“Masih dibutuhkan kerja lebih keras untuk terus memajukan perempuan-perempuan Indonesia. Dalam hal ini, langkah-langkah strategis dari Fatayat Nahdlatul Ulama sangat diharapkan dan sangat dinantikan,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin saat membuka secara virtual Kongres XVI Fatayat Nahdlatul Ulama (NU), Jumat sore (15/07/2022).
Menurut Wapres, langkah strategis untuk memperkuat pemberdayaan perempuan tersebut dapat diwujudkan melalui partisipasi aktif dalam agenda keketuaan G20 Indonesia pada 2022.
Adapun isu prioritas yang diangkat melalui Women20, sambung Wapres, adalah diskriminasi dan kesetaraan perempuan, inklusi ekonomi untuk pemberdayaan perempuan, peningkatan perempuan perdesaan dan penyandang disabilitas, serta peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak.
“Saya mendorong Fatayat NU untuk turut ambil bagian dalam menyukseskan agenda Presidensi G20 Indonesia yang terkait dengan isu-isu pemberdayaan perempuan,” ujarnya.
Wapres juga mengajak anggota Fatayat NU agar mengoptimalkan setiap peluang untuk mempertinggi daya tahan di tengah perkembangan zaman, sehingga seluruh umat Islam di Indonesia mampu bangkit dan sejahtera bersama, terutama pascapandemi Covid-19.
“Saya juga berharap seluruh anggota Fatayat NU terus memanfaatkan segala peluang dan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing dalam menghadapi tantangan kemajuan zaman yang kerap berubah demi keluarga, masyarakat, dan bangsa,” ajak Wapres.
Pada kesempatan yang sama, Wapres mengapresiasi Fatayat NU yang telah menjalankan kiprahnya sebagai salah satu organisasi perempuan Islam di Indonesia sekaligus badan otonom dari NU selama puluhan tahun. Menurutnya, kontribusi tersebut perlu terus ditingkatkan secara signifikan di segala bidang pembangunan demi membangun Indonesia yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur.
“Pada kesempatan kali ini, saya ingin menyampaikan apresiasi atas kiprah para kader wanita muda yang tergabung dalam Fatayat NU sejak tahun 1950-an, berbagai karya sosial penuh keikhlasan sebagai bentuk pengabdian kepada organisasi, masyarakat, dan negara,” tuturnya.
Menutup sambutannya, Wapres meminta agar kongres kali ini dapat makin meneguhkan kiprah Fatayat NU dalam memajukan perempuan Indonesia.
“Semoga kongres ini menghasilkan keputusan dan rekomendasi terbaik bagi kemajuan organisasi serta kemaslahatan umat, bangsa, dan negara, khususnya bagi kemajuan para perempuan muslim Indonesia,” pinta Wapres.
“Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, saya membuka secara resmi Kongres XVI Fatayat Nahdlatul Ulama,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyampaikan organisasi perempuan sangat berperan dalam pembangunan bangsa, khususnya melalui kehadiran Fatayat NU ini. Menurutnya, hal tersebut menjadi pilar stabilitas, menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Peran keluarga besar Fatayat NU sangat menentukan dalam menciptakan kerukunan dan perdamaian di republik kita. Kita bersyukur punya NU yang begitu besar dan begitu berpengaruh dan dipimpin oleh pemimpin-pemimpin yang penuh kearifan, penuh pengertian terhadap agama Islam yang benar dan yang bisa memberi perdamaian, kita bersyukur. Nahdlatul Ulama kita yakini adalah pilar stabilitas di Republik Indonesia ini,” terang Prabowo.
“Selamat berkongres, semoga mendapatkan keputusan-keputusan yang terbaik dan semoga terus dalam perjuangan membela seluruh bangsa Indonesia,” tambahnya.
Hadir pada kesempatan tersebut Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid, Gubernur Sumatra Selatan Herman Deru, Ketua Pengurus Nahdlatul Ulama Sumatra Selatan Amiruddin Nahrawi, Ketua Baznas Noor Achmad, serta Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim.
Sementara Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Suprayoga Hadi, serta Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi.* (na-rls)