Terjun Ke Bisnis Saprodi dan Bertani Melon Membawa Kesuksesan Bagi Milenial Riau

0
929

NEWSCOM.ID – Saat ini menjadi petani sangat kurang diminati anak muda salah satu faktornya adalah karena penghasilan sebagai petani yang dianggap minim. Hal ini pun terpatahkan oleh milenial asal Kubang Jaya, Siak Hulu, Kampar – Riau, Dicky Hendy Putra (28) yang sukses berbisnis saprodi dan bertani melon.

“Awal itu saya bisnis saprodi dulu baru bertani, karena saya merasa akan aneh kalau kita jual pupuk, benih, fungisida tapi tidak tahu seberapa bagus kualitasnya,” ujar Dicky mengawali paparannya sebagai narasumber inspiratif webinar inspirasi bisnis Intani seri ke 90, Rabu (12/10).

Dicky mendirikan UD Agri Tani sebagai unit bisnis saprodinya. Ia yang juga merupakan lulusan Agri Bisnis membuatnya semakin yakin untuk fokus berwirausaha di sektor pertanian.

“Banyak teman-teman yang setelah lulus bekerja atau berwirausaha diluar sektor pertanian, kalau pun ada biasanya di perkebunan kelapa sawit. Saya ingin sesuatu yang berbeda dan ada prospek bagus kedepannya, jadi saya pilih hortikultura,” ujarnya.

Mulai dengan budidaya cabai, namun gagal lalu di tahun 2014 tanam lagi pare dan timun. “Alhamdulilah waktu itu berhasil panen hingga 7 ton dari tanam seribu batang dengan harga 5.000 rupiah per kg”.

Seiring berjalan waktu Dicky fokus budidaya melon jenis golden alisha. Saat itu ia mulai di lahan seluas seperempat hektar dengan seribu batang. “Berhasil panen saat itu, timbul perasaan sombong ‘mudah kok tanam melon’, lalu coba lagi tanam 4 ribu batang dan hasilnya gagal. Itulah kalau sudah terlalu pede tanpa pengetahuan yang cukup pasti gagal,” ujarnya sambil tertawa.

Dicky mengatakan bisa memperoleh keuntungan hingga 50 persen setiap panen. “Dari tanam seribu batang itu bisa menghasilkan sekitar 3,3 ton, kemarin terakhir panen dari lima ribu batang sekitar 16 ton dengan harga 10.000 rupiah per kg”.

Dalam bertani Dicky berprinsip untuk efisien dan efektif, bagaimana bisa menghasilkan panen yang maksimal tanpa harus menamam secara berlebihan. “Banyak petani yang berpikir tanam banyak batang bisa hasilkan banyak buah. Pernah saya ditertawai oleh senior waktu dia berkunjung ke lahan ‘kamu kok tanam pare jauh-jauh jaraknya, sayang ini lahannya’. Tapi saya buktikan dengan hasil, bagaimana dari tanam seribu batang hasilnya bisa sama dengan yang tanam dua ribu batang,” ujarnya.

Guntur Subagja, selaku Ketua Umum Intani merespon positif sosok Dicky sebagai milenial dengan mindset yang sangat maju sehingga berhasil sukses di sektor pertanian. “Di tengah krisis pangan global dan krisis regenerasi petani, Dicky hadir sebagai contoh milenial yang luar biasa fokus mengembangkan potensi pertanian”.

Menurut Guntur, milenial seperti Dicky harus didukung dan diberi ruang untuk bisa lebih banyak menginspirasi milenial lain untuk terjun ke sektor pertanian. “Dengan model bisnis yang cerdas, Dicky berbisnis saprodi lalu bertani dengan begitu bisa mengurangi biaya produksi. Ini patut diduplikasi di berbagai daerah dan bersama Intani kedepannya akan terus bergerak mengoptimalkan potensi pertanian lokal untuk mencapai ketahan pangan serta terus menginspirasi agar regenerasi petani segera terwujud,” pungkas Guntur dalam pengantarnya.

Dicky juga menyampaikan akan terus mengembangkan bisnisnya di sektor pertanian, seperti yang sedang ia siapkan akan membangun agrowisata. “Karena wisata agro di Pekanbaru ini masih sangat sedikit, jadi saya berencana untuk membangun agrowisata yang nantinya juga bisa sebagai eduwisata”.

Dari kesuksesannya Dicky bercerita sudah berhasil membeli rumah, kendaraan pribadi baik mobil dan motor serta beberapa aset lainnya. Sebagai penutup, ia berpesan bagi para milenial untuk berani keluar dari zona nyaman dan mulai berbisnis dari yang kecil terlebih dahulu. “Berani berwirausaha pasti gagal awalnya, bonusnya untung. Jadi saat memulai usaha jangan hanya fokus pada keuntungan, tetapi jalani saja dulu nanti ketemu model bisnis yang tepat”.

Webinar dengan tema ‘Cerita Sukses Berbisnis Pupuk dan Bertani Buah’ dipandu oleh Julianto, selaku pengelola Intani Fresh dan kegiatan ini diikuti ratusan peserta dari berbagai daerah di Indonesia baik via daring zoom dan streaming di channel youtube TANITV.* (na-dgn)

LEAVE A REPLY