Kekuatan Anwar Ibrahim

0
328

Oleh Yanuardi Syukur

Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Anwar Ibrahim menyampaikan pidato yang kaya, tanpa teks, dan dalam di acara CTCorp Leadership Forum di Jakarta (9/1/2023). Acara itu disponsori oleh kawannya Chairul Tanjung dengan mengundang sekian banyak tokoh elite Indonesia mulai dari menteri, mantan menteri, intelektual, pengusaha, dan sebagainya.

Ada banyak hal yang dibahas Anwar, diantaranya kisah hidupnya yang dipenjara lebih 10 tahun karena perbedaan politik, gagasannya terkait negara, demokrasi, ekonomi, termasuk tentang hal-hal yang oleh sebagian orang dianggap sederhana tapi sebenarnya penting, yakni akhlak, ilmu, dan nilai-nilai sebuah bangsa.

Magnet Anwar Ibrahim setidaknya ada beberapa hal. Pertama, kisah hidupnya yang tidak mudah. Pernah menjadi pejabat tinggi, kemudian masuk penjara dan kini bangkit kembali menjadi perdana menteri. Kisah hidup seperti ini jarang-jarang ada, kecuali segelintir orang di muka bumi. Kisah itulah yang menjadi daya tarik pertama dan luar biasa dari sosoknya.

Kedua, Anwar adalah “pendukung dakwah” yang gigih. Dia dikenal dekat dengan aktivis Islam serumpun Indonesia-Malaysia. Aktivisme sekaligus intelektualisme dalam konteks kepemimpinan  bangsa. Jadi, dia tidak hanya aktivis, tapi juga intelektual dan pemimpin bagi bangsanya. Yang dia pikirkan: implementasi nilai-nilai Islam untuk menjadi ishlah (perbaikan) bagi masyarakat; mengangkat yang tertindas.

Ketiga, Anwar adalah pembaca buku yang kaya. Di penjara, sebagaimana pengakuannya, ia membaca ribuan buku dari berbagai jenis. Pada event tersebut Anwar mengutip beberapa buku berpengaruh dengan konteks yang relevan. Mungkin agak berlebihan jika ada netizen berkomentar, “Saya seperti sedang kuliah S3 di Oxford”, tapi mendengarkan paparan Anwar memang mencerahkan, membuka mata, sekaligus menyadarkan.

Keempat, Anwar berjuang untuk orang-orang tertindas. Dia peduli dengan pemodal–tidak anti pemodal–tapi dia ingin menciptakan keadilan di tingkat mayoritas rakyat. Gagasan ini mirip dengan apa yang sedang diperjuangkan Kiai Ma’ruf Amin ketika berkata bahwa “yang pengusaha besar mensupport pengusaha kecil.” Artinya, semua masyarakat–mau kaya atau tidak kaya–harus saling mendukung, khususnya yang kaya agar mendukung yang miskin agar yang miskin ‘naik kelas.’

Mendengarkan pidato Anwar Ibrahim menurutku mencerahkan. Kita tercerahkan sekali sebab mendengarkan sosok berpengaruh di Malaysia yang telah melewati masa-masa sulit di terali besi. Keikhlasannya dalam berkhidmat untuk masyarakat sangat tampak dalam ceramahnya dari awal sampai akhir.

Kita berharap kepemimpinan Anwar Ibrahim akan semakin mempererat relasi antara Indonesia-Malaysia, menyelesaikan berbagai pekerjaan rumah yang belum tuntas, dan saling mendukung dalam menyukseskan chairmanship Indonesia di ASEAN pada 2023 ini.*

LEAVE A REPLY