NEWSCOM.ID – Untuk melestarikan kain nusantara, Komunitas Cinta Berkain Indonesia (KCBI) terus berupaya mensosialisasikan busana berkain menjadi busana keseharian perempuan Indonesia yang penuh kesantunan, kesopanan dan nyaman.
Pada peringatan HUT KCBI yang ke 9 di Puri Agung Ballroom Hotel Sahid, Jakarta dengan mengusung tema “Mengenal Sekilas Kain Songket Melayu”, Pendiri yang juga Ketua Umum KCBI Sita Hanimastuty Agustanzil meyampaikan, budaya busana berkain sebagai bentuk menghormati dan melestarikan budaya bangsa.
“Di sinilah citra diri perempuan bangsa Indonesia karena dengan busana berkain kita bersama-sama membangun, memperkuat dan melestarikan karakter serta jati diri bangsa,” ujar Sita, (9/3/2023).
KCBI hingga saat ini telah memiliki kurang lebih 2.000 anggota dengan 12 cabang yang tersebar di dalam dan luar negeri. Dengan meluasnya KCBI memberikan pengaruh positif bagi para UMKM dan pengrajin kain nusantara seperti tenun songket, kain batik, lurik, ulos dan lain sebagainya.
Hal senada juga disampaikan Ketua HUT KCBI Andi Dian, dengan meningkatnya masyarakat yang berbusana berkain bisa semakin luas membuka pasar bagi UMKM dan pengrajin baik nasional dan internasional.
“Budaya kita itu kesehariannya berkain dan harus kembali kita sosialisasikan, sehingga masyarakat tidak lupa akan budaya nenek moyang. Hal ini juga positif bagi UMKM dan pengrajin kain lokal,” ujar Andi.
Selain itu Wakil Ketua KCBI Wina Wilman mengatakan KCBI sebagai wadah yang tepat dalam melestarikan kain nusantara.
“Saya jadi memiliki wadah untuk berkomunikasi dan bertukar pengetahuan akan keberagaman kain nusantara dari berbagai daerah,” ujar Wina.
Dengan berbagai kegiatan positif KCBI melestarikan kain nusantara diharapkan produksi kain lokal menjadi ‘tuan rumah’ di negeri sendiri.
Kegiatan ini dihadiri anggota KCBI yang berasal dari cabang Bandung, Surabaya, Bogor, Malang Raya, Bali, Sumbawa, serta cabang dari luar negeri yaitu Perth dan Singapore.*