Mengembangkan Pariwisata di Era Digital

0
292

Oleh Yanuardi Syukur

Peneliti Center for Strategic Policy Studies (CSPS) SKSG UI & Dewan Pakar Gekrafs

“Traveling – it leaves you speechless, then turns you into a storyteller.” (Ibn Battuta)

Pariwisata merupakan salah satu kegiatan yang tak lekang oleh waktu. Manusia selalu memiliki dorongan untuk berwisata, yang dapat dipahami melalui berbagai alasan. Pertama, wisata menjadi ajang untuk rekreasi dan relaksasi. Dalam kehidupan yang serba sibuk, manusia membutuhkan waktu untuk melepaskan diri dari rutinitas dan mengisi energi positif melalui liburan.

Wisata memberikan kesempatan bagi orang-orang untuk mengeksplorasi dan mencari petualangan, serta menguji keberanian mereka. Tentu saja wisata memberikan pengalaman baru yang tak ternilai harganya. Melalui perjalanan, kita dapat memperluas wawasan, mempelajari budaya baru, dan menjalin hubungan dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda.

Ibn Battuta (1304-1369), seorang penjelajah Muslim terkenal dari abad ke-14, adalah pribadi yang senang berpetualang. Ada semacam kegembiraan dalam petualangan. Dia menikmati ketidakpastian dan tantangan yang datang dengan menjelajahi tempat-tempat baru, bertemu orang-orang baru, dan mengetahui kehidupan di berbagai belahan dunia. Selama lebih dari tiga puluh tahun, ia mengunjungi berbagai belahan dunia, mengelilingi tiga benua utama, dan melintasi lebih dari 40 negara.

Perjalanan petualang kelahiran Tangier tersebut melintasi berbagai perairan, daratan yang gersang, dan jalur perdagangan utama waktu itu. Catatan perjalanannya memberikan gambaran yang luar biasa tentang kehidupan, budaya, agama, dan masyarakat di berbagai wilayah yang dikunjunginya. Petualangan Ibnu Battuta menjadi salah satu perjalanan terpanjang dan paling mengesankan dalam sejarah penjelajahan manusia.

Lewat wisata pula, kita dapat kesempatan untuk menjelajah alam dan budaya. Charles Darwin, seorang evolusionis memiliki minat yang besar terhadap alam dan keanekaragaman hayati. Selama perjalanan penelitiannya di HMS Beagle, ia mengunjungi berbagai destinasi di dunia seperti Kepulauan Galapagos, Amerika Selatan, dan Kepulauan Cocos. Perjalanan ini memberikan inspirasi dan wawasan penting bagi karyanya.

Darwin dapat ide dari Wallace. Pada tahun 1858, Alfred Russel Wallace, yang pada saat itu sedang melakukan penelitian di Kepulauan Maluku, khususnya di Pulau Ternate, mengirimkan sebuah esai kepada Charles Darwin. Esai tersebut berisi pandangannya tentang seleksi alam dan evolusi. Darwin yang pada saat itu sedang mengerjakan teorinya sendiri tentang evolusi, merasa terkejut karena banyak kesamaan antara pemikiran Wallace dan dirinya sendiri.

Pada tahun yang sama, Darwin dan Wallace mempresentasikan temuan dan ide-ide mereka dalam sebuah pertemuan ilmiah di London yang dikenal sebagai “Linnean Society of London.” Namun, yang lebih terkenal adalah karya Darwin, “On the Origin of Species,” yang diterbitkan setahun setelah pertemuan tersebut. Buku ini menjadi karya monumental yang menyajikan bukti dan argumen mendalam tentang teori evolusi melalui seleksi alam. Keindahan alam dan warisan budaya sebuah tempat menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Hal lain yang tak kalah penting, wisata juga dapat memperluas jaringan dan bisnis. Dalam dunia yang semakin terhubung, kesempatan untuk memperluas relasi dan menjalin kemitraan bisnis menjadi penting. Elon Musk adalah contoh pengusaha dan visioner teknologi yang terkenal sebagai pendiri dan CEO Tesla, SpaceX, dan Neuralink yang senang berwisata dan menjelajahi tempat-tempat menarik di dunia. Dia telah melakukan perjalanan ke Antartika, mengunjungi berbagai pulau tropis, dan bahkan menjadi salah satu turis luar angkasa pertama yang memesan perjalanan ke bulan dengan SpaceX.

Di Indonesia, pariwisata menjadi salah satu sektor yang berkembang pesat. Pertumbuhan jumlah wisatawan baik domestik maupun internasional mengalami peningkatan signifikan. Hal ini disebabkan oleh pemasaran yang intensif, konektivitas udara yang baik, daya tarik alam dan budaya Indonesia, serta keramahan masyarakat Indonesia. Wisatawan seringkali merasa disambut dengan senyuman hangat dan ramah ketika berwisata di Indonesia. Masyarakat Indonesia cenderung terbuka dan suka berinteraksi dengan wisatawan, memberikan salam, dan menawarkan bantuan jika dibutuhkan.

Selain itu, pariwisata juga mengalami transformasi di era digital. Pemesanan tiket dan akomodasi melalui platform online semakin populer. Promosi destinasi wisata melalui media sosial juga menjadi tren yang signifikan. Wisatawan semakin dimanjakan dengan pengalaman wisata berbasis teknologi yang memudahkan akses informasi, seperti aplikasi panduan wisata, peta digital, dan teknologi augmented reality.

Dalam mengembangkan pariwisata di Indonesia, destinasi wisata alternatif perlu jadi perhatian. Tempat-tempat seperti Labuan Bajo, Raja Ampat, dan Danau Toba menawarkan keindahan alam yang memukau, kekayaan budaya yang unik, serta pengalaman wisata petualangan yang tak terlupakan. Akan tetapi kita butuh mengeksplorasi daerah lainnya, atau menambah potensi desa wisata sebagai destinasi baru.

Pariwisata yang berkelanjutan juga menjadi fokus penting dewasa ini. Upaya untuk menjaga kelestarian alam dan budaya, pengelolaan limbah, konservasi, serta promosi budaya lokal sangat diperlukan. Selain itu, pariwisata halal juga mengalami perkembangan yang pesat.

Indonesia memiliki banyak destinasi wisata yang memperhatikan kebutuhan dan preferensi wisatawan Muslim. Beberapa destinasi tersebut menawarkan akomodasi yang ramah Muslim, seperti hotel-hotel yang menyediakan fasilitas seperti kamar mandi yang dilengkapi dengan perlengkapan wudhu dan musholla, serta makanan halal yang mudah ditemukan.

Selain itu, Indonesia juga memiliki potensi besar dalam pariwisata religi. Banyak wisatawan Muslim dari dalam dan luar negeri mengunjungi tempat-tempat suci dan situs bersejarah yang terkait dengan agama Islam di Indonesia, seperti Masjid Istiqlal di Jakarta, Makam Sunan Ampel di Surabaya, dan Makam Syekh Siti Jenar di Jawa Tengah.

Menparekraf Sandiaga Uno secara khusus berkeinginan agar wisata halal Indonesia jadi nomor 1 di dunia. Dalam wisata halal ada konsep wisata tadabbur alam; semacam merenungkan alam. Hal itu sangat menyenangkan. Destinasi, akomodasi, kuliner, fashion syar’i, dan wisata religi menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan Muslim.

Wisata alam dan ekowisata menjadi magnet bagi wisatawan. Keindahan alam seperti pantai, gunung, dan taman nasional menarik minat wisatawan yang gemar menyelam, hiking, surfing, atau sekadar berburu foto alam yang Instagramable.

Leang-leang di Kabupaten Maros dan Pangkep, Sulawesi Selatan, misalnya, di situ wisatawan dapat melihat taman prasejarah yang terletak pada deretan bukit kapur (karst). Kompleks Leang-Leang terdiri dari beberapa gua purba yang memiliki keunikan dan keindahan sendiri. Gua-gua seperti Leang Timpuseng, Leang Bulu’ Sipong, dan Leang Petta Kere menawarkan pemandangan stalaktit dan stalagmit yang indah, serta dinding gua yang dihiasi dengan gambar-gambar cadas kuno, termasuk gambar tangan manusia purba.

Atau, di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, juga ada destinasi wisata menarik bernama Air Kaca. Lokasinya dekat dengan pusat Kota Daruba. Pada masa Perang Dunia II, destinasi ini sering digunakan Jenderal Mac Arthur (1880-1964), seorang jenderal bintang lima AS untuk mandi, dan konon ketika mandi di tempat ini dia dapat melihat ramalan dalam berperang nanti. Pulau Morotai tidak hanya sarat dengan sejarah, tapi juga menawarkan pantai-pantai berpasir putih yang cantik, air laut yang jernih, dan kehidupan bawah laut yang memukau.

Untuk mengembangkan pariwisata Indonesia di era digital, beberapa langkah strategis perlu dilakukan. Pertama, dibutuhkan infrastruktur digital yang memadai untuk mendukung pariwisata. Ketersediaan akses internet yang luas dan cepat menjadi hal yang krusial. Kedua, kolaborasi antarindustri menjadi penting. Kerja sama antara sektor pariwisata, teknologi informasi, dan industri kreatif dapat menciptakan inovasi baru dalam pengembangan pariwisata digital.

Hal lainnya, adalah pentingnya penggunaan data dan analitik untuk memahami tren wisatawan dan kebutuhan pasar. Data dan analitik memberikan informasi yang berharga dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pengembangan dan pengelolaan destinasi pariwisata. Dengan menganalisis data seperti jumlah kunjungan wisatawan, preferensi wisatawan, tren perjalanan, dan perilaku konsumen, pihak berkepentingan dapat membuat keputusan yang lebih baik tentang alokasi sumber daya, pemasaran, pengembangan produk, dan investasi infrastruktur.

Kemudian, digitalisasi layanan wisata harus terus ditingkatkan. Pemesanan online, penggunaan teknologi untuk panduan wisata, dan pengalaman wisata berbasis teknologi lainnya dapat memudahkan wisatawan. Pengembangan pariwisata juga harus memberikan dampak ekonomi yang positif pada masyarakat lokal. Pelibatan pelaku usaha lokal dan pengembangan ekonomi kreatif menjadi penting. Keamanan dan kebersihan destinasi wisata harus dijaga dengan baik tentu saja, untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan. Satu hal yang juga penting: diversifikasi produk wisata perlu dilakukan untuk menarik minat wisatawan dengan berbagai minat dan preferensi.

Mengembangkan pariwisata tidak hanya tugas pemerintah atau pelaku industri pariwisata, tetapi juga masyarakat masyarakat. Masyarakat dapat menggunakan platform digital untuk mencari informasi, memesan tiket, dan berbagi pengalaman mereka. Memberikan ulasan dan penilaian positif dapat membantu promosi destinasi wisata. Masyarakat juga dapat menjadi influencer dengan membagikan pengalaman mereka melalui media sosial. Selain itu, partisipasi dalam event budaya lokal dan promosi destinasi wisata juga dapat memberikan dukungan nyata bagi pengembangan pariwisata.

Dalam era digital yang terus berkembang, pariwisata Indonesia memiliki potensi yang besar untuk terus tumbuh dan berkembang. Dengan strategi yang tepat dan keterlibatan aktif dari berbagai pihak, pengembangan pariwisata di era digital dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi bangsa dan masyarakat Indonesia serta meningkatkan citra pariwisata Indonesia di kancah internasional.

Lewat wisata, kita dapat banyak sekali cerita. Berwisata membuat kita terdiam–karena melihat betapa indahnya alam raya ini–kemudian mengubah kita menjadi seorang pencerita. Demikian kata Ibn Battutah. Maka, penting sekali untuk jadi wisatawan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi digital.

LEAVE A REPLY