Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan: “Hilirisasi Pangan, Menjaga Inflasi”

0
685
Sumber: Bank Indonesia (BI) / Akun Youtube Bank Indonesia Kalimantan Utara, "Festival Karya Kreatif Benuanta (FKKB) 2023," https://youtu.be/XQmUb_QHpbk

NEWSCOM.ID, TARAKAN – Seminar Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) telah berlangsung secara hibrida (daring dan luring) pada Ahad (20/8), Pukul 13.30 – 15.30 Waktu Indonesia Barat (WIB). Acara ini berlokasi di Lapangan Udara (Lanud) Anang Busra, Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).

Seminar GNPIP mengangkat tema: “Hilirisasi Pangan: Sinergi Menjaga Inflasi dan Mewujudkan Ketahanan Pangan” serta disiarkan secara langsung (live streaming) oleh akun Youtube “Bank Indonesia Kalimantan Utara”.

Akun Youtube ini berjudul “Festival Karya Kreatif Benuanta (FFKB) 2023” dengan beralamat di laman https://youtu.be/XQmUb_QHpbk. Video ini berdurasi total 6 jam 23 menit 20 detik, namun seminar ini tayang sejak 04:17:33 hingga 06:23:20. Adapun tema FFKB 2023 ialah: Menyatu Dalam Harmoni Benuanta.

Dalam acara ini, turut hadir dan menjadi narasumber Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia (INTANI), Guntur Subagja Mahardika, yang juga Ketua Center for Strategic Policy Studies (CSPS) Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI).

Narasumber lainnya dalam acara ini ialah Guru Besar Fakultas Teknik Pertanian (FTP), Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Ir. Yohanes Aris Purwanto, M.Sc. Seminar ini dipandu oleh News Anchor (Pembaca Berita) Kompas TV, Pascalis Iswari, selaku moderator merangkap master of ceremony (MC) atau pembawa acara.

“Hilirisasi pertanian harus disesuaikan dengan kearifan lokal (local wisdom) nusantara. Apalagi Indonesia memiliki harta karun berupa keragaman hayati, bio diversity. Terdapat beragam jenis spesies tanaman dan hewan yang bersumber dari bumi dan laut Indonesia. Jenisnya pun sangat banyak,” jelas Guntur Subagja pada Ahad (20/8).

Menurutnya, bila potensi keanekaragaman hayati dan bio diversitas Indonesia dapat dieksplorasi dan dikembangkan secara ilmiah (sains), melalui penggunaan teknologi tepat guna, maka hal ini akan menjadi kekuatan bangsa Indonesia. “Tentu dengan pendekatan ramah lingkungan dan pembangunan berkelanjutan,” imbuh Guntur Subagja.

Bangsa Indonesia, lanjutnya, patut bersyukur karena memiliki sumber daya pertanian pangan, hortikultura, serta perikanan dan maritim yang sangat besar. “Kita harus memaksimalkan potensi tersebut,” ujarnya.

“Hari ini, saya hadir sebagai narasumber dalam Seminar Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kaltara yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) di Kota Tarakan, Kaltara. Turut hadir Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kaltara serta Kepala Dinas Pertanian dari lima kabupaten dan kota di Kaltara,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ucap Guntur Subagja yang juga Pembina DPP Insan Pariwisata Indonesia (IPI) itu, Provinsi Kaltara memiliki posisi strategis karena berbatasan langsung dengan Malaysia.

“Potensi Kaltara dalam sektor perikanan dan maritim sangat besar. Bahkan Ikan tangkap, ikan budi daya dan rumput laut menjadi komoditas unggulan, juga menjadi mata pencaharian sebagian besar masyarakat Kaltara,” kata Guntur Subagja yang juga Dewan Pakar Asosiasi Pedagang Mie dan Bakso (APMISO) Nusantara ini.

Karena itu, ucapnya, hilirisasi pertanian yang sangat potensial untuk dikembangkan di Kaltara ialah perikanan dan maritim. Ekosistem pertanian juga harus dibangun terintegrasi dari hulu ke hilir. “Kondisi ini perlu didukung oleh sumber daya manusia yang unggul dan kompeten di bidangnya,” papar Guntur Subagja.

Acara ini diselenggarakan oleh Bank Indonesia bekerja sama dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani, S.I.P., M.Si.

Peneliti CSPS SKSG UI.

LEAVE A REPLY