Indonesia Membutuhkan Banyak Wirausahawan Muda

0
1107
Chief Executive Officer (CEO) Global Mahardika, Guntur Subagja Mahardika, kedua dari kiri. Sumber: NEWSCOM.ID.

NEWSCOM.ID, JAKARTA – Indonesia membutuhkan banyak wirausahawan muda untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan pantauan NEWSCOM.ID, Chief Executive Officer (CEO) Global Mahardika, Guntur Subagja Mahardika, M.Si., menyatakan hal itu pada Rabu (12/2) sore, saat menjadi narasumber dalam Seminar Entrepreneurship 1.0 di Kampus Universitas Pertamina, Jakarta Selatan.

“Saat ini, rasio wirausaha Indonesia dibandingkan dengan populasi penduduk masih rendah. Rasio jumlah penguhaha Indonesia baru 3,1 persen, lebih rendah dari Singapura, Malaysia, dan Thailand, bahkan Vietnam,” ungkap Guntur Subagja pada Rabu (12/2) sore.

Menurutnya, bukan hanya rasio wirausaha saja yang rendah, tetapi Indonesia juga minim individu yang memiliki keterampilan sangat tinggi. “Hanya 0,5 persen masyarakat Indonesia yang nerketerampilan sangat tinggi,” ujar Guntur yang juga Chief Communication Officer (CCO) Dompet Dhuafa.

Sementara di Korea Selatan, lanjutnya, jumlah individu yang berketerampilan sangat tinggi melebihi 18 persen. “Ini merupakan tantangan bagi perguruan tinggi untuk melahirkan sumber daya manusia yang unggul, yang memiliki kompetensi untuk bekerja dan membentuk jiwa entrepreneurship,” papar Guntur yang juga Wakil Ketua Umum Ikatan Alumni Sekolah Pascasarjana (SPs). Universitas Indonesia (UI) itu.

Dalam seminar yang diikuti sekitar 100 mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Pertamina ini, Guntur mengajak para mahasiswa untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan.

“Mulai dengan melihat peluang usaha dan mencoba berkolaborasi memulai usaha sejak mahasiswa,” imbaunya.

Era sekarang ini, ucapnya, persoalan modal bukan lagi menjadi penghambat wirausaha. “Selama kita memiliki konsep bisnis yang bagus, potensi pasar yang bagus, dan investasi yang rasional, banyak mitra perorangan atau lembaga yang bisa diajak bekerjasama,” ungkap Guntur.

Guntur pun mentontohkan praktek yang dilakukan Dompet Dhuafa dalam mengembangkan peternakan domba/kambing.

“Dengan konsep bisnis sentra ternak, para kelompok ternak bisa efisien dan menguntungkan. Sehingga kami bisa dengan mudah menjaring investor Rp 2 miliar per kelompok ternak untuk pengembangan 2.000 kambing per sentra,” jelasnya.

Rencananya, ujar Guntur, Dompet Dhuafa akan mengembangkan 25 sentra ternak dengan nilai investasi sekitar Rp 50 miliar.

“Hal serupa juga akan dikembangkan untuk usaha sosial Dompet Dhuafa lainnya. Kami dorong social enterprise memberikan dampak luas bagi masyarakat,” katanya.

Sementara Dosen FEB Universitas Pertamina, Dr Dina Fitria, mengapresiasi seminar kewirausahaan yang memaparkan contoh-contoh bisnis praktis. “Kami concern dalam memberikan wawasan kewirausahaan bagi mahasiswa Universitas Pertamina,” ujarnya.

Sebelum seminar hari ini, dua bulan sebelumnya Guntur juga memberikan kuliah tamu mengenai Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Koperasi pada mahasiswa FEB Universitas Pertamina.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

LEAVE A REPLY