NEWSCOM.ID, JAKARTA – Khatib merupakan juru dakwah utama dan terdepan bagi umat. Khatib juga memiliki peran sangat penting dalam ibadah serta memiliki peran sosial yang luas dalam menyampaikan pesan damai kepada masyarakat.
Dengan demikian, khatib dapat melakukan imunisasi kepada masyarakat agar terhindar dari cara berpikir dan bersikap yang mengarah kepada terorisme.
Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI), Prof. Dr. (H.C.) Drs. KH. Ma’ruf Amin, menyatakan hal itu pada Jumat (14/2) sore, seperti dikutip dari Kantor Berita Antara. Tepatnya saat memberikan kata sambutan dalam Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II dan Halaqah Khatib Indonesia.
“Para penceramah (khatib) itu memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan dan ajaran Islam yang damai kepada masyarakat, khususnya umat Islam. khatib juga dapat melakukan imunisasi terhadap masyarakat agar terhindar dari cara berpikir dan cara bersikap radikal yang berpotensi melahirkan terorisme,” jelasnya.
Karena itu, lanjutnya, Kyai Ma’ruf Amin meminta agar hal itu dipahami betul oleh para khatib. “Khatib merupakan juru dakwah utama dan terdepan, mempunyai peran penting dalam ibadah dan peran sosial yang luas,” ujar Wapres KH. Ma’ruf Amin pada Jumat (14/2).
Wapres KH. Ma’ruf Amin yang juga Koordinator Program Penanggulangan Radikal Terorisme Nasional itu turut mendorong kerja sama intensif antara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dengan para khatib yang tergabung dalam Ikatan Khatib (IK) Dewan Masjid Indonesia (DMI).
Menurutnya, negara (pemeirntah RI) mengutamakan dua pendekatan dalam menangani radikalisme, yakni kontra-radikalisasi dan deradikalisasi.
“Kontra-radikalisasi itu, bagaimana kita menangkal terhadap radikalisasi, melakukan imunisasi terhadap masyarakat supaya tidak terprovokasi, tidak terpengaruh oleh cara berpikir dan cara bersikap radikal yang berpotensi melahirkan terorisme,” jelasnya.
Dalam acara ini, Wapres KH. Makruf Amin turut didampingi oleh Kepala BNPT RI, Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi (Pol). Drs. Suhardi Alius, M.H. Bahkan Wapres sempat menyebut nama Kepala BNPT itu untuk diperkenalkan kepada para khatib.
“Di sini ada Kepala BNPT, Komjen Pol Suhardi Alius, saya minta kepada beliau untuk menjadi leading sector untuk menangani radikalisme. Dan saya minta Kepala BNPT untuk bekerja sama, menggunakan khatib-khatib ini untuk menyampaikan pesan-pesannya kepada masyarakat,” ungkap Wapres KH. Ma’ruf Amin.
Pendekatan kontra-radikalisasi, jelasnya, bertujuan untuk menekan penyebarluasan paham radikal yang telah terjadi di sebagian kecil kelompok masyarakat. “Kontra-radikalisasi menjadi upaya preventif (pencegahan) yang dilakukan Pemerintah untuk menghindari lebih banyak lagi aksi radikal terorisme,” papar Wapres KH. Makruf Amin.
“Sedangkan pendekatan deradikalisasi bertujuan untuk menghilangkan pemahaman radikal bagi pelaku teror dan penganut paham radikal. Saya minta IK DMI untuk aktif mendorong program pemerintah dalam menanggulangi radiakalisme dan terorisme,” ucapnya.
Caranya, ungkap Kyai Ma’ruf, ialah dengan ikut memberikan pemahaman kepada para khatib terhadap bahaya paham radikal.
Berdasarkan pantauan DMI.OR.ID, acara ini diselenggarakan oleh Ikatan Khatib (IK) Dewan Masjid Indonesia (DMI) pada Jumat (14/2) hingga Sabtu (15/2) di Jakarta. Wapres KH. Makruf Amin juga menekan tombol sirine saat meresmikan acara ini.
Dalam acara ini, Wapres KH. Ma’ruf Amin turut didampingi oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) DMI, Drs. KH. Abdul Manan A. Ghani, dan Ketua Umum Majelis Pimpinan Pusat (MPP) IK DMI, Dr. KH. Muhammad Hamdan Rasyid, M.A. KH. Muhammad Hamdan Rasyid dan KH. Abdul Manan A. Ghani juga turut memberikan kata sambutan dalam acara ini.
Turut hadir Wakil Ketua Umum PP DMI, Drs. KH. Masdar Farid Mas’udi, M.Si., Ketua PP DMI, Prof Dr dr Fahmi Idris, M.Kes., yang juga Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PP DMI, Dr. H. Imam Addaruqutni, M.A.
Hadir pula Wakil Ketua Umum MPP IK DMI, Dr. H. Munawar Fuad Noeh, M.A., yang juga Direktur Program PP DMI, Staf Khusus Wakil Presiden RI, Prof. Dr. H. Masykuri Abdillah, M.A., serta 250 peserta lainnya dari jajaran MPP IKA DMI, Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) IKA DMI, serta perwakilan pengurus Masjid Agung dan Masjid Raya di Indonesia.
Acara ini mengangkat tema Transformasi Khatib Wasathiyah Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 untuk Melestarikan Dakwah Rahmatan lil A’lamin.
Terdapat tiga tujuan utama yang hendak dicapai dalam acara ini, yakni pembentukan Akademi Khatib Indonesia, Koperasi Mimbar Indonesia, dan Aplikasi Digital Khatib Indonesia.
Usai acara pembukaan, para peserta yang hadir juga mengikuti sesi foto bersama Wapres RI, KH. Makruf Amin, di halaman depan Istana Wapres.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani