NEWSCOM.ID, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) 2014-2019, Dr. (H.C.) Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, M.B.A., yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI), mengajak para khatib untuk menjaga persatuan Indonesia dengan dakwah ajaran Islam yang wasathiyyah.
“Kita lihat saat ini bagaimana konflik terus terjadi di Iran, Iraq, Afghanistan, Libya, Sudan, dan wilayah Dunia Islam lainnya. Ada begitu banyak masalah di dunia Islam. Kita semua harus berusaha untuk menjaga persatuan bangsa dengan dakwah ajaran Islam yang wasathiyyah, moderat,” tutur H. Jusuf Kalla pada Sabtu (15/2) sore.
Tepatnya saat memberikan kata sambutan dalam Penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II dan Halaqah Khatib Indonesia di hotel Royal Kuningan, Jakarta, pada Sabtu (15/2) sore. Acara ini diselenggarakan oleh Ikatan Khatib (IK) DMI.
Menurutnya, ada perbedaan dalam sejarah masuknya Islam ke Indonesia dengan di negara megara lain. Hadirnya Islam di Indonesia banyak dibawa oleh pedagang. “Umumnya, pedagang itu lebih luwes cara bergaulnya. Dampaknya, dakwah dan syiar Islam di Indonesia berlangsung secara damai,” papar H. Jusuf Kalla.
Saat itu, lanjutnya, mayoritas masyarakat Nusantara beragama Hindu dan Budha. Namun peralihan agama dari Hindu ke Islam berlangsung secara damai. “Tentunya melalui dakwah Wali Songo, u’lama, dan pedagang Muslim dari Arab yang datang ke nusantara,” tutur H. Jusuf Kalla yang juga Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat itu.
“Hanya ada dua negara di dunia ini yang masjid-masjidnya dibangun dan dimiliki sendiri oleh masyarakat Muslim, yaitu Indonesia dan Pakistan. Kalau di negara-negara lainnya, semua masjid dibangun oleh pemerintah. Bahkan khutbah Jumat pun diatur oleh pemerintah (negara),” paparnya.
Di Indonesia, ungkapnya, hampir tidak ada masjid yang secara khusus pengurusnya mendo’akan presiden usai sholat berjama’ah. Tentu syiar dan dakwah Islam di masjid-masjid menjadi tugas para khatib. “Alhamdulillah, dalam 5 – 10 tahun terakhir, perkembangan dakwah Islam di Indonesia luar biasa,” ungkapnya.
H. Jusuf Kalla pun menceritakan pengalamannya sewaktu menjadi Wapres RI pada 2017. Tepatnya saat bertemu penguasa Kerajaan Arab Saudi, Raja Salman bin Abdul Aziz al-Saud, Khadimul Haramain atau Pelayan Dua Tempat Suci, di Jakarta.
“Syukur alhamdulillah, sewaktu bertemu Raja Salman pada 2017, saya katakan bahwa di Indonesia terdapat sekitar 800 ribu masjid dan saya selaku Ketua Umum DMI. Mendengar hal itu, beliau sepertinya kurang percaya. Lalu Raja Salman bertanya ke penerjemah saya, itu 80 ribu masjid atau 800 ribu masjid? dijawab, benar 800 ribu masjid,” ungkapnya.
Menurut H. Jusuf Kalla, Raja Salman pun masih belum percaya dan kembali bertanya kepada menteri-nya, apa benar di Indonesia ada 800 ribu masjid? Pertanyaan itu segera dijawab benar oleh menterinya. “Nah, setelah itu baru Raja Salman lebih hormat dan tersenyum kepada saya,” imbuhnya.
Berdasarkan pantauan NEWSCOM.ID, dalam prosesi penutupan ini, H. Muhammad Jusuf Kalla didampingi oleh Wakil Ketua Umum PP DMI, Drs. KH. Masdar Farid Mas’udi, M.Si., Ketua PP DMI, Drs. KH. Abdul Manan A. Ghani, dan Ketua Umum Majelis Pimpinan Pusat (MPP) IK DMI, Dr. KH. Muhammad Hamdan Rasyid, M.A.
Turut hadir Wakil Ketua Umum MPP IK DMI, Dr. H. Munawar Fuad Noeh, M.Ag., yang juga Direktur Program PP DMI.
Kegiatan ini mengangkat tema Transformasi Khatib Wasathiyah Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 untuk Melestarikan Dakwah Rahmatan lil A’lamin. Acara penuutpan ini juga diisi oleh sejumlah narasumber, yakni Wakil Ketua Umum PP DMI, Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi (Pol). Purnawirawan (Purn). Drs. H. Syafruddin, M.Si.
Narasumber lainnya ialah Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc., Waketum PP DMI, KH. Masdar Farid Mas’udi, dan Staf Khusus Wapres RI Bidang Umum, Prof. Dr. H. Masykuri Abdillah, M.A.
Seorang narasumber lainnya ialah Kepala Pusat Registrasi dan Sertifikasi Halal Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama (Kemenag) RI, Dr. H. Mastuki, M.Ag., yang juga Sekretaris Jenderal (Sekjen) MPP IK DMI.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani