Pandemi COVID-19, Presiden: Hati-Hati Ambil Keputusan Terkait PSBB

0
668
Sumber: Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden RI

NEWSCOM.ID, JAKARTA – Presiden Republik Indonesia (RI), Ir. H. Joko Widodo, menyatakan bahwa dalam situasi pandemi wabah Corona Virus Desease 2019 (COVID-19), semua pengambilan keputusan harus berdasarkan atas sikap kehati-hatian dan tidak terburu-buru. Termasuk masalah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

“Saya kira kita semuanya dalam kondisi seperti ini jangan sampai mengambil keputusan itu salah, semuanya harus hati-hati dan tidak grusa-grusu,” tutur Presiden Joko Widodo pada Kamis (9/4), dalam keterangan pers di Istana Merdeka, Jakarta.

Informasi ini dilansir dari Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden RI yang diterima NEWSCOM.ID pada Kamis (9/4).

Menurut Kepala Negara RI itu, pelaksanaan PSBB tidak diberlakukan secara seragam di seluruh Indonesia. Pemerintah akan melihat kondisi masing-masing daerah sebelum nantinya Menteri Kesehatan (Menkes) RI menetapkan status PSBB di daerah tersebut sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku.

“Seperti diketahui, dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020, dijelaskan bahwa PSBB paling sedikit meliputi peliburan sekolah dan tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan, dan/ atau pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum,” jelas Presiden Joko Widodo.

Presiden pun menjelaskan bahwa keputusan menetapkan status PSBB di suatu daerah didasarkan pada pertimbangan berbagai hal. Termasuk proses pengajuan oleh pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten kepada Menkes RI.

“Kita tahu, bahwa keputusan memberikan PSBB atau tidak, baik itu yang berkaitan dengan peliburan sekolah, penutupan kantor, pembatasan kegiatan keagamaan, pembatasan kegiatan-kegiatan di (tempat) umum ini harus melihat beberapa hal, yaitu jumlah kasus yang ada, serta jumlah kematian di setiap kabupaten/ kota maupun provinsi,” paparnya.

Hal-hal lainnya, lanjut Presiden Joko Widodo, tentu saja didasarkan pada pertimbangan epidemiologi, besarnya ancaman, dukungan sumber daya, pertimbangan ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan.

“Ini penting sekali. Sekali lagi, kita tidak ingin memutuskan itu grasah-grusuh, cepat tetapi tidak tepat. Saya kira lebih baik kita memutuskan ini dengan perhitungan, dengan kejernihan dan kalkulasi yang detail dan mendalam,” ungkapnya.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

LEAVE A REPLY