1.600 Hektare Padi Lahan Eks-Gambut Menjadi Percontohan ‘Food Estate’

0
752
Lahan padi eks-Gambut di Desa Terusan Makmur, Kecamatan Bataguh, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalteng. Sumber: Antara / Dokumentasi Kementerian Pertanian RI.

NEWSCOM.ID, KAPUAS – Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia (RI), Dr. Syahrul Yasin Limpo, S.H., M.H., telah mengunjungi hamparan padi seluas 1.600 hektare di Desa Terusan Makmur, Kecamatan Bataguh, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), pada Kamis (11/6). Hamparan padi itu merupakan lahan eks-gambut di Kapuas.

Seperti dikutip dari laman https://www.antaranews.com/, Mentan Syahrul berkunjung ke lokasi tersebut dengan didampingi oleh Gubernur Kalteng, H. Sugianto Sabran.

“Meskipun Indonesia dilanda pandemi Corona Virus Desease 2019 (COVID-19), namun produksi pangan, khususnya beras, masih aman. Hal ini terbukti dari berhasilnya optimalisasi lahan rawa mineral eks gambut menjadi lahan pertanian produktif. Ini merupakan salah satu terobosan yang sednag fokus dilakukan pemerintah,” tuturnya.

Mentan Syahrul Yasin Limpo menyatakan hal itu pada Kamis (11/6) di Jakarta, dalam keterangan tertulisnya kepada media.

Tujuannya, lanjut Mentan Syahrul, ialah meningkatkan atau mengamankan ketersediaan beras di dalam negeri sehingga kebutuhan pangan dapat dipenuhi secara mandiri.

“Presiden RI, Ir, H. Joko Widodo, menginstruksikan kepada saya untuk mempersiapkan Provinsi Kalteng menjadi lumbungan pangan. Dengan potensi lahan rawa yang kini dapat menjadi lahan pertanian produktif, kita yakin membangun lumbung pangan di Kalteng ini,” papar Mentan Syahrul Yasi Limpo.

Lumbung pangan atau Food Estate, ungkapnya, merupakan pengembangan pertanian skala besar berbasis klaster yang dikelola secara korporasi sehingga pengembangan komoditas menjadi lebih fokus dan kualitas yang dihasilkan dapat tercapai secara maksimal.

Mentan Syahrul Yasin Limpo pun menjelaskan bahwa lumbung pangan yang akan dibangun tidak hanya untuk padi dan jagung saja, tetapi juga sayuran, buah-buahan, dan aneka tanaman pangan lainnya sebagai kebutuhan utama masyarakat Indonesia. “Lumbung pangan juga akan dilengkapi dengan sarana pengolahan produk pangan,” imbuhnya.

“Jadi petani tidak lagi menjual gabah, tapi menjual beras. Bahkan pemerintah juga akan membangun sarana produksi dan infrastruktur pertanian seperti embung dan irigasi,” ungkap Mentan Syahrul Yasin Limpo.

Pada lahan eks gambut itu, jelasnya, para petani rata-rata dapat menanam padi hibrida varietas unggul dengan indeks penanaman dua kali dalam setahun dan produktivitas mencapai delapan ton per hektare. “Jadi persediaan beras dapat dipenuhi sendiri walaupun ada pandemi COVID-19,” ucapnya.

 

Pnulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

LEAVE A REPLY