Dekan: “Kampus UI Sangat Kehilangan Almarhum Prof. Sapardi Djoko Damono”

0
987
Keterangan: Sastrawan dan Budayawan Sapardi Djoko Damono menjadi pembicara pada peluncuran penerbitan ulang buku puisi dwi bahasa "The Birth of I Lagaligo , Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Jumat (28/6). Sumber: https://www.antaranews.com/

NEWSCOM.ID, JAKARTA – Innalillahi wa inna ilaihi rooji’un, segenap Keluarga besar NEWSCOM.ID menyatakan turut berdukacita sedalam-dalamnya atas wafatnya sastrawan dan pujangga legendaris Indonesia, almarhum Prof. Dr. Drs. H. Sapardi Djoko Damono, pada Ahad (19/7) pagi, Pukul 09.17 Waktu Indonesia Barat (WIB), pada usia 80 tahun.

Seperti dikutip dari laman https://www.antaranews.com/, almarhum Prof. Sapardi Djoko Damono wafat di Eka Hospital Bumi Serpong Damai (BSD) City, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Almarhum telah dirawat di rumah sakit sejak Kamis (9/7), karena menurunnya fungsi orang-organ tubuh.

Inna lilahi wa inna ilaihi Rooji’un. Telah meninggal dunia sastrawan besar Indonesia, Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono, di Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan, pada hari ini, 19 Juni 2020, Pukul 09.17 WIB,” tulis pesan singkat keluarga almarhum kepada media.

Segenap sivitas akademika Universitas Indonesia (UI) juga turut berbelasungkawa atas wafatnya almarhum Prof. Sapardi Djoko Darmono, termasuk Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI, Dr. Adrianus Laurens Gerung Waworuntu, M.A.

“Prof. Sapardi Djoko Damono merupakan seorang guru, sahabat dan kolega. Kami semua di kampus UI sangat kehilangan dengan kepergian almarhum yang kita semua kenal dengan dekat dan akrab,” tutur Dr. Adrianus Laurens Gerung pada Ahad (19/7) di Kampus UI, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat.

Almarhum, lanjutnya, merupakan orang yang bersahaja. Kepergian Guru Besar FIB UI ini meningalkan duka mendalam bagi UI, khususnya bagi keluarga besar FIB UI.

“Hari ini, bukan saja FIB UI yang kehilangan guru besarnya, tetapi Indonesia juga harus melepas salah satu anak bangsa yang turut mengangkat harkat bangsanya melalui karya dan pengabdiannya pada seni budaya Indonesia,” papar Dr. Adrianus.

Menurutnya, kiprah almarhum dalam bidang sastra telah mengantarkannya untuk meraih beragam penghargaan nasional, bahkan mancanegara. Karya sastra almarhum juga dikenal sepanjang zaman dari berbagai kalangan usia, bahkan diterjemahkan ke beragam bahasa asing.

“Penghargaan yang diraih, antara lain Cultural Award pada tahun 1978 dari Pemerintah Australia, Anugerah Puisi-Puisi Putera II dari Malaysia pada tahun 1980, Anugerah Seni dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) RI tahun 1990, dan Kalyana Kretya dari Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) pada tahun 1996,” ujarnya.

Selain itu, ungkapnya, almarhum juga merai penghargaan The Achmad Bakrie Award for Literature pada tahun 2003, Khatulistiwa Award pada tahun 2004, dan penghargaan dari Akademi Jakarta pada tahun 2012.

“Selamat jalan untuk guru, sahabat, dan kolega, Prof. Sapardi Djoko Damono, . Semoga Tuhan berkenan memberi tempat terbaik di sisi-Nya,” ungkapnya.

Editor: Muhammad Ibrahim Hamdani

LEAVE A REPLY