Guntur Subagja: “Pesantren Lahir Secara Mandiri, dan Berada Di Tengah Masyarakat”

0
1525
Sumber: https://youtu.be/yi1engtXa94 / ISEF VII

NEWSCOM.ID, JAKARTA – Pesantren sudah lahir sejak dahulu, jauh sebelum kemerdekaan Indonesia. Pesantren juga lahir secara mandiri karena lahir dari masyarakat, berada di tengah masyarakat, dan dipimpin oleh seorang tokoh.

Asisten Staf Khusus (Stafsus) Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) Bidang EKonomi dan Keuangan, Guntur subagja Mahardika, S.Sos., M.Si., menyatakan hal itu pada Rabu (28/10) secara virtual, seperti dikutip dari video di laman https://youtu.be/yi1engtXa94 / ISEF VII.

Tepatnya saat menjadi moderator dalam Sarasehan Pesantren dengan tema Ketahanan Pangan Berbasis Pesantren dan Komunitas yang diselenggarakan oleh Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) VII.

“Kiai pesantren itu biasanya, dia seorang tokoh pendidik, guru, dia juga seorang pebisnis, wirausahawan. Karena itu, orang-orang atau tokoh lama para pejuang kita umumnya lahir dari pondok pesantren,” ujarnya.

Bahkan, lanjutnya, kiai juga seorang politisi. Pesantren bisa menentukan bagaimana gerak lingkup atau dinamika politik daerah dan nasional dari pesantren.

“Apalagi saat ini, jumlah pesantren di Indonesia ada sekitar 28.000 dengan jumlah santrinya mencapai lebih dari 18 juta orang. Ini jumlah yang luar biasa,” ungkapnya.

Tentu hal ini, jelasnya, menjadi satu kekuatan apabila pesantren-pesantren yang tersebar di berbagai daerah di nusantara kita jadikan sebagai hub, sebagai episentrum, sebagai sentra untuk pengembangan ekonomi masyarakat, khususnya dalam ketahanan pangan.

Dalam acara ini, sejumlah pihak turut terlibat aktif dalam ISEF VII sebagai mitra strategis penyelenggara. Beberapa diantaranya ialah Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia (RI), Bank Indonesia, Kementerian Pertanian (Kementan) RI dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Sejumlah narasumber turut memaparkan materi secara virtual, yakni Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI, Muhammad Anwar Bashori, M.Phil., Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan RI, Dr. Ir. Agung Hendriadi, M.Eng., dan Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI, Dr. H. Waryono Abdul Ghafur.

Dua narasumber lainnya ialah Dr. H. Anas al Hifni, S.Ei, M.Si., dari Koperasi Sarekat Bisnis Pesantren Jawa Timur serta Direktur Pengembangan dan Pengendalian Usaha PT. Rajawali Nusantara Indonesia.

Acara ini berlangsung selama tiga jam 13 menit 45 detik dan telah disaksikan oleh 1.176 warganet serta disukai oleh 48 netizen hingga berita ini ditayangkan. Kegiatan ini dimulai sejak pukul 08.30 – 12.00 Waktu Indonesia Barat (WIB) pada Rabu (28/10). Selamat menyaksikan, semoga bermanfaat.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

LEAVE A REPLY