Presiden Joko Widodo: “Jalankan Reformasi Sistem Kesehatan Nasional Secara Besar-Besaran!”

0
677
Foto: Muchlis Jr - Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden RI

NEWSCOM.ID, JAKARTA – Presiden Republik Indonesia (RI), Ir. H. Joko Widodo, mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama melakukan reformasi sistem kesehatan nasional secara besar-besaran. Reformasi ini mencakup kemandirian obat dan bahan baku obat yang diharapkan dapat segera tercapai.

“Seluruh pihak harus bersama-sama melakukan reformasi sistem kesehatan nasional secara besar-besaran. Reformasi ini mencakup kemandirian obat dan bahan baku obat yang kami harap dapat segera tercapai,” tutur Presiden Joko Widodo pada Kamis (5/11) secara virtual.

Dalam rilisnya kepada NEWSCOM.ID, Kamis (5/11), Biro Pers, Media dan Informasi (BPMI) Sekretariat Presiden RI mengonfirmasi hal itu. Tepatnya sewaktu Presiden Joko Widodo membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker Indonesia pada Kamis (5/11) secara virtual.

“Kita tahu bahwa sekitar 90 persen obat dan bahan baku obat masih mengandalkan impor. Padahal negara kita sangat kaya dengan keberagaman hayati baik di daratan maupun di lautan,” tutur Presiden Joko Widodo.

Hal ini, lanjutnya, jelas memboroskan devisa negara, menambah defisit neraca transaksi berjalan, dan membuat industri farmasi dalam negeri tidak bisa tumbuh dengan baik.

Menurutnya, kemandirian dalam industri obat-obatan dan alat kesehatan harus menjadi prioritas bersama dan dilakukan dengan cara-cara yang luar biasa di tengah pandemi Corona Virus Desease 2019 (COVID-19).

“Dengan segara dampak yang ditimbulkannya, pandemi COVID-19 telah memberi banyak pelajaran kepada kita. Pandemi COVID-19 telah membangkitkan rasa krisis dalam dunia farmasi untuk memacu kegiatan riset, mengembangkan inovasi-inovasi, dan merevitalisasi industri bahan baku obat di dalam negeri,” ujar Kepala Negara RI itu.

Pandemi COVID-19, ungkapnya, juga telah memperkuat struktur manufaktur industri farmasi nasional. Selain itu, kekayaan keragaman hayati Indonesia harus dijadikan modal dasar dalam kebangkitan industri obat dalam negeri.

“Obat fitofarmaka juga perlu difasilitasi untuk melewati uji klinis dan standarisasi sehingga menjadi pilihan pengobatan promotif dan preventif,” paparnya.

Presiden Joko Widodo pun berharap agar kebangkitan industri farmasi nasional ini akan dapat sekaligus memperkuat perekonomian nasional, baik yang bekerja di hulu maupun di hilir industri. “Termasuk meningkatkan kesejahteraan para petani dan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM),” ucapnya.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

LEAVE A REPLY