Diplomasi Kemanusiaan JK: “Menembus Sekat Diplomatik, Mendamaikan Konflik Palestina-Israel”

0
713
Sumber: SKSG UI

NEWSCOM.ID, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) Ke-10 dan Ke-12, Dr. (H.C.) Drs. H. Muhamad Jusuf Kalla, M.B.A., terus berupaya menembus sekat-sekat tidak adanya hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Israel.

Caranya ialah dengan pendekatan kemanusiaan dan negosiasi damai Indonesia untuk menghentikan agresi Israel di Palestina, sekaligus menekan kedua negara, Israel dan Palestina, untuk berdamai.

“Tadi diminta peranan saya. Saya sudah lakukan 10 tahun lalu, 15 tahun lalu. Saya ketemu Perdana Menteri Palestina, karena waktu itu Pak (Presiden) Mahmoud Abbas ke luar negeri. Saya katakan sama mereka, Prime Minister, sudah berapa kali anda perang dengan Israel? saya bilang, kan tiga kali. Makin perang anda, makin kecil anda punya wilayah,” tuturnya.

Menurut Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat itu, sebenarnya yang berperang bukan Palestina, tetapi militer dari Mesir, Suriah dan Yordania. Penyebabnya, Palestina tidak punya senjata, yang punya senjata ialah ketiga negara itu.

“Saya minta maaf, saya bilang. Indonesia terlalu jauh untuk perang. Indonesia tidak mungkin ikut perang dengan anda karena kita terlalu jauh. Jadi tidak ada cara lain kecuali  berdamai,” ujarnya pada Jumat (19/8) siang.

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu pun menceritakan sejumlah dialog dan pertemuannya dengan perwakilan pemerintah Israel di Tel Aviv.

“Kemudian saya bicara (dengan) menteri Israel di Tel Aviv, dengan timnya, lengkap dengan Dirjen (Direktur Jenderal)-nya, macam-macam. Kita makan malam dengan menterinya. Saya bilang, anda ini Israel, suka perang. ‘Oh tidak sama sekali, kami tidak suka perang, cuma kita terpaksa perang,’ Ini menurut mereka ya,” paparnya.

Lebih lanjut, saudagar sukses kelahiran Watampone, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) ini menegaskan kepada delegasi Israel bahwa mereka yang memulai perang pada tahun 1948, bahkan rakyat Palestina diusir dari wilayahnya.

“Iya tapi, lihat saya bilang, kita bilang, tahun 1948 siapa pertama mulai perang? Kan kami diserang, mau diusir. Dalam sejarah anda bilang, ini negara Yahudi di Palestina ini,” ucap tokoh perdamaian dunia dalam konflik Aceh, Ambon dan Poso ini.

Menurut pihak Israel, lanjutnya, mereka akan lebih makmur jika tidak ada perang dengan Palestina. Penyebabnya, anggaran perang mereka mencapai 70 persen dari negara. Meskipun setelah di cek langsung, anggaran perangnya tidak sebesar itu, mungkin hanya 50 persen dari negara.

“Kami (Israel) lebih makmur kalau tidak ada perang. Anggaran perangnya (Israel) dia bilang 70 persen. Walaupun saya cek kemudian juga tidak sebesar itu. Tapi katakanlah 50 persen (anggarannya). Angaran perang kita cuma tiga persen, Indonesia. Dia (Israel) 50 persen. Jadi kami ini (Israel) ongkos besar untuk berperang, sebenarnya,” jelasnya.

Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Masa Khidmat 2015-2020 yang akrab disapa JK itu pun mengungkapkan fakta bahwa semua rumah di Israel itu, di bawahnya ada perlindungan atau bungker.

“Jadi kami (Israel) juga penuh ketakutan, nanti kena roket lagi, atau bom bunuh diri. Jadi hidup orang Israel juga tidak tenang dengan keadaan ini. Jadi sebenarnya, kalau ada orang pertama yang ingin damai, orang Israel-lah yang ingin damai,” paparnya mengulangi kata-kata delegasi Israel dengan mimik wajah serius.

Tokoh nasional repsentasi Indonesia Timur itu pun dengan cepat menyanggah pernyataan delegasi Israel. “Iya, tapi kenapa anda (Israel) tidak bisa (mewujudkan) perdamaian? Anda sudah berunding di Camp David, di Oslo, di Madrid. Saya bilang Indonesia bisa membantu proses (perdamaian) ini,” ucapnya.

Wapres RI Ke-10 dan Ke-12 yang akrab disapa JK ini menjelaskan peran strategis Indonesia dalam menembus sekat-sekat diplomatik dengan Israel melalui pendekatan kemanusiaan dan negosiasi damai.

Tepatnya saat beliau menjadi narasumber utama (keynote speaker) dalam Seminar Nasional bertema: “77 Tahun Indonesia Merdeka: Peran Indonesia Mendukung Kemerdekaan Palestina”.

Seminar nasional ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa (Hima) Kajian Timur Tengah dan Islam (KTTI) – Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) – Universitas Indonesia (UI) bekerja sama dengan SKSG UI dan Tawaf TV.

Kegiatan ini berlangsung di Lantai 5, Gedung Institute for Advancement of Science Technology and Humanity (IASTH), Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat.

Acara ini disiarkan secara langsung (live streaming) oleh akun Youtube Tawaf TV di laman https://youtu.be/gfd-jnklxg4 dengan durasi 4 jam 18 menit 18 detik.

Adapun narasumber dalam acara ini ialah Aktivis Kemanusiaan Indonesia, Abdillah Onim, S.E.I., yang juga Ketua Pembina Nusantara Palestina Center (NPC), serta Ketua Program Studi (Prodi) Kajian Wilayah Eropa (KWE) – SKSG UI, Dr. Polit. Sc. Henny Saptatia Drajati Nugrahani, M.A.,

Narasumber lainnya ialah Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Palestina, Omar Barghouti, yang juga Pendiri Palestinian Campaign for The Academic and Cultural Boycott of Israel (PACBI). Beliau pun menjadi co-founder Boycott, Divestment and Sanctions (BDS) Movement dan hadir secara daring.

Hadir juga Direktur Timur Tengah, Direktorat Jenderal (Ditjen) Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Bagus Hendraning Kobarsyih, M.Si., secara daring, sebagai narasumber.  Turut hadir Direktur SKSG UI, Athor Soebroto, S.E., M.M., M.Sc., Ph.D., secara luring. Beliau juga memberikan kata sambutan dalam acara ini.

Adapun moderator dalam acara ini ialah Direktur Utama Tawaf TV, Pangeran Arsyad Ihsanul Haq, Lc., yang juga mahasiswa Prodi KTTI SKSG UI. Hadir pula Ketua Prodi KTTI SKSG UI, Yon Machmudi, Ph.D. Beliau pun memberikan kata sambutan dalam acara ini.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani, S.I.P., M.Si.

‘Host’ program Khazanah Timur Tengah di Tawaf TV

Ketua Departemen Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Pimpinan Pusat (PP) Perhimpunan Remaja Masjid (Prima) Dewan Masjid Indonesia (DMI).

Direktur Jaringan Strategis dan Kerja Sama Inisiatif Moderasi Indonesia (InMind) Institute.

Wakil Sekretaris Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa (PD PAB) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.

Anggota Dewan Pakar Organization of Islamic Cooperation (OIC) Youth Indonesia.

Peneliti merangkap Bendahara Center for Strategic Policy Studies (CSPS) – Center for Strategic and Global Studies (CSGS) – Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) – Universitas Indonesia (UI).

LEAVE A REPLY