NEWSCOM.ID, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI), Prof. Dr. (H.C) Drs. KH. Ma’ruf Amin, telah membuka secara resmi Konferensi Internasional Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tentang Agama, Perdamaian dan Peradaban pada Senin (22/5) pagi di Hotel Sultan, Jakarta.
Seperti dikutip dari laman https://news.detik.com/, dalam sambutannya, Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) MUI Pusat itu mengajak para u’lama, tokoh agama, tokoh bangsa, pakar dan akademisi di Indonesia dan seluruh dunia untuk bersama-sama mewujudkan etika global (global ethics).
Tujuannya, lanjut Wapres KH. Ma’ruf Amin yang juga Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu, ialah untuk mewujudkan tatanan global yang lebih adil dan damai.
“Harapannya, tatanan global ini dapat menyelesaikan masalah global seperti persoalan ketimpangan sosial, kemiskinan, konflik fisik, perang dan kerusakan lingkungan,” ujarnya.
Lebih lanjut, KH. Ma’ruf Amin yang juga Ketua Dewan Pembina Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) itu pun menjelaskan empat prinsip etika global, yakni prinsip untuk saling memahami, saling menghormati, saling ketergantungan dan kerja sama antar bangsa.
“Dalam konteks ini, saya mengajak para ulama dan tokoh agama untuk terus mendorong terwujudnya substansi etika global atau global ethics, yakni saling memahami atau mutual understanding, saling menghormati atau mutual respect, saling ketergantungan atau inter-dependence, dan kerja sama atau cooperation di antara bangsa-bangsa di dunia,” jelasnya.
Selain itu, Wapres KH. Ma’ruf Amin juga mengajak seluruh narasumber, pakar, akademisi, praktisi dan seluruh peserta Konferensi Internasional MUI untuk menghidupkan kembali nilai-nilai universal agama seperti perdamaian dan peradaban.
“Saya mengharapkan melalui Konferensi Internasional ini, nilai-nilai universal agama, seperti perdamaian dan peradaban, mampu dihidupkan kembali dalam kehidupan umat beragama. Artinya nilai-nilai agama yang diyakini dapat menciptakan perdamaian antar umat beragama,” tutur Ketua Dewan Penasehat Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) itu.
Namun begitu, menurut Wakil Ketua merangkap Ketua Harian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) itu, agama memiliki potensi untuk menimbulkan perdamaian sekaligus dapat memicu konflik, bahkan perang atas nama agama.
“Agama ibarat dua sisi mata uang yang yang tidak dapat dipisahkan. Potensi konflik dan perdamaian, secara bersamaan dapat ditimbulkan atas nama agama,” ungkapnya.
Konferensi Internasional ini diselenggarakan atas kerja sama MUI dengan Rabithah Al-A’lam Al-Islami atau Liga Dunia Islam dan berlangsung sejak Ahad (21/5) hingga Selasa (23/5) di Hotel Sultan, Jakarta.
Dalam prosesi pembukaan ini, seperti dikutip dari akun Youtube Official TV MUI di laman https://youtu.be/M1cls0MN-iI, Ketua Komite Penyelenggara Konferensi Internasional MUI, Duta Besar (Dubes) Dra. Hj. Safira Rosa Machrusah, M.A.A.S., menyatakan bahwa acara ini diikuti oleh 45 pembicara dari dalam dan luar negeri dari berbagai agama di dunia.
“Pada pagi hari ini, alhamdulillah, telah hadir 265 peserta dari 20 negara dan 5 benua, Australia, Asia, Amerika, Afrika dan Eropa, dan antara lain beberapa negara yang saya sampaikan, ada dari Kazakhstan, Rusia, Ukraina, Jerman, Perancis, USA (Amerika Serikat), Saudi Arabia, Irak, Oman, India, Nairobi, Thailand, Malaysia dan Palestina,” paparnya.
Selain itu, turut hadir dan menyampaikan kata sambutan Direktur Liga Dunia Islam untuk Indonesia, Yang Mulia (YM) Syaikh Dr. Abdurrahman Mohammad Amin al-Khayyat, yang juga Wakil Rabithah Al-A’lam Al-Islami untuk Asia Tenggara dan Australia, pada Senin (22/5) pagi.
Kemudian, turut hadir dan memberikan sambutan secara daring, melalui video konferensi, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Liga Dunia Islam (Rabithah al-A’lam al-Islami), YM. Syeikh Dr. Muhammad bin Abdul Karim Al-Issa, saat prosesi pembukaan konferensi.
Adapun pembacaan do’a dipimpin oleh Ketua Dewan Pimpinan MUI Pusat, KH. Abdullah Jaidi. Sedangkan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an akan dipimpin oleh Dr. Syofyan Hadi, S.S., S.Ag., M.A.Hum. Beliau membacakan Al-Qur’an Surat Ali Imran Ayat 103.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani