Krisis Energi, DPR: “Asing Jangan Dikte Produksi Batubara Indonesia”

0
403
Sumber: CSPS SKSG UI, Rabu, 18/09/24 atau Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Periode 2019-2024, Mohammad Eddy Dwiyanto Soeparno, S.H., M.H.

NEWSCOM.ID, JAKARTA – Wakil Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Periode 2019-2024, Mohammad Eddy Dwiyanto Soeparno, S.H., M.H., telah menjadi narasumber dalam Focus Group Discussion (FGD) atau Diskusi Kelompok Terpumpun bertema : “Krisis Energi” pada Rabu (18/09/24).

Beliau memaparkan materi dengan judul: “Mencapai Kemandirian Energi Melalui Transisi Energi,” dalam FGD ini. FGD ini menjadi rangkaian acara dari Strategic Policy Forum (SPF) yang diselenggarakan oleh Center for Strategic Policy Studies (CSPS) pada Selasa hingga Rabu (17-18/09/24).

Sebagai rangkaian dari SPF, ketujuh sub tema dalam FGD ialah: 1. Pangan dan Maritim, 2. Stunting dan Gizi Buruk, 3. Kemiskinan, 4. Krisis Energi, 5. Krisis Lingkungan, 6. Ekonomi Pancasila, dan 7. Hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA).

Acara ini berlangsung di Gedung Institute for Advancement Studies of Technology and Humanity (IASTH) Lantai 3, Kampus UI, Salemba, Jakarta. Adapun tema besar dari SPF ialah: “Membedah Program Strategis Pemerintah Baru dan Solusi Tantangan Menuju Indonesia Emas 2045.

Acara FGD juga disiarkan secara langsung, live streaming, pada Rabu (18/9/24), oleh akun Youtube SKSG UI di laman https://youtu.be/FGlbgDJ_c-U, dengan jangka waktu 8 jam, 16 menit, 31 detik. Hingga berita ini ditayangkan, media audio visual ini telah disaksikan oleh 975 pemirsa.

Dalam paparan materinya, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Mohammad Eddy Dwiyanto Soeparno, S.H., M.H., menulis bahwa Indonesia tidak boleh didikte oleh negara dan lembaga lain untuk membatasi produksi batubara atas dasar pencemaran lingkungan.

“Karena negara ‘adi daya lingkungan’-pun masih tetap produksi dan ekspor batubara. Bahkan diantara negara yang mengintervensi kebijakan produksi batubara Indonesia, termasuk negara penghasil emisi karbon terbesar di dunia,” tulisnya dengan nada tegas.

Lebih lanjut, Mohammad Eddy Dwinanto Soeparno pun meminta publik dan para pemangku kepentingan di sektor energi untuk tidak mempertentangkan antara energi fosil dengan energi baru dan terbarukan (EBT).

“Jangan dipertentangan antara energi fosil dengan EBT. Perlu dimanfaatkan (energi fosil) sembari tetap menjalankan program dekarbonisasi,” tulisnya dalam presentasi materi.

Menurutnya, ketahanan energi sama pentingnya dengan ketahanan wilayah, pangan, data dan ketahanan lainnya. Itu sebabnya, Indonesia perlu fokus terhadap upaya mencapai swasembada dalam berbagai sektor krusial seperti sektor pangan, sektor energi,sektor air dan sektor ekonomi kreatif.

“Indonesia perlu fokus pada upaya mencapai swasembada dalam berbagai sektor krusial yang mencakup sektor pangan sebagai pilar kehidupan bangsa; sektor energi sebagai pendorong inovasi dan kemajuan; sektor air sebagai fondasi kehidupan yang berkelanju-tan; dan sektor ekonomi kreatif yang memperlihatkan keunikan dan kekayaan budaya,” tulis Mohammad Eddy Dwiyanto Soeparno dalam presentasinya.

Selain itu, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI ini juga menggarisbawahi pentingnya optimalisasi ekonomi hijau dan ekonomi biru secara menyeluruh, saling melengkapi dan mendukung satu sama lain, tidak saling menegasikan salah satunya.

Dengan sumber daya alam yang melimpah, tulisnya, ekonomi hijau akan mendorong pertumbuhan berkelanjutan tanpa merusak lingkungan dan ekonomi biru akan menekankan nilai penting dari kekayaan kelautan kita.

Adapun narasumber lainnya dalam FGD bertema Krisis Energi ini ialah Direktur Eksekutif Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Yudha Permana Jayadikarta.

Beliau membahas materi berjudul “Indonesia’s Energy Independence Journey: Advancing Renewables and Carbon Strategies in a Time of Global Crisis“ atau “Perjalanan Kemandirian Energi Indonesia: Memajukan Strategi Energi Terbarukan dan Karbon di Saat Krisis Global“.

Hadir juga sejumlah narasumber, yakni Ketua Umum Masyarakat Energi Biomassa Indonesia (MEBI), Dr. Ir. Sumanggar Milton Pakpahan, M.M., C.E.R.G., dan Kepala Divisi Penanganan Kasus Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Sinung Karto, S.H.

Adapun materi yang dibahas oleh Ketua Umum MEBI ialah: “Tantangan Implementasi Peraturan Menteri (Permen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor: 12 / 2023 Tentang Cofiring dan Upaya Tindak Lanjut“.

Turut hadir Dekan Fakultas Teknologi Mineral dan Energi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Dr. Ir. Raden Mas (R.M.) Basuki Rahmad, M.T., selaku narasumber dalam FGD ini.

Dalam FGD bertema Krisis Energi, acara dibuka secara resmi dengan kata sambutan dari Ketua CSPS – CSGS SKSG UI, Guntur Subagja Mahardika, S.Sos., M.Si. Adapun moderator acara ialah Ketua Rumah Perdamaian – CSGS SKSG UI, Kingkin Wardaya, S.Pd., M.Si.

Penulis: Peneliti CSPS – CSGS SKSG UI

Muhammad Ibrahim Hamdani, S.I.P., M.Si.

LEAVE A REPLY