Kolaborasi Lintas Agama dan Adat: Cegah Kerusakan Hutan Tropis

0
766
Sumber: Rilis Panitia IRI-Indonesia 2020

NEWSCOM.ID, JAKARTA – Ketua Kehormatan Presidium Inter Religious Council Indonesia (IRCI), Prof. Drs. H.  Muhammad Sirajuddin (Din) Syamsuddin, M.B.A., Ph.D., telah memberikan kata sambutan dalam pembukaan Lokakarya, Dialog dan Peluncuran Prakarsa Lintas Agama untuk Hutan Tropis Indonesia pada Kamis (30/1) pagi.

Kegiatan Interfaith Rainforest Initiative (IRI) – Indonesia 2020 ini berlangsung di Gedung Manggala Wana Bhakti, Jakarta Selatan.

Gambar mungkin berisi: 4 orang, orang duduk, bunga dan dalam ruangan
Sumber: Rilis Resmi Panitia IRI – Indonesia 2020

Seperti dikutip dari laman https://minanews.net, Prof. Din Syamsuddin menyatakan bahwa upaya-upaya untuk menanggulangi kerusakan hutan tropis di Indonesia merupakan hasil kolaborasi dan aksi nyata antar umat beragama dengan masyarakat adat dan pemerintah.

“Kami melakukan dialog-dialog tentang kerukunan, tapi sudah masuk masalah action (aksi). Bermula dari kantor ini, kami mendirikan Gerakan Indonesia Bergerak Selamatkan Bumi. Inilah satu kolaborasi antar agama. Dulu masyarakat adat belum masuk. Itulah siaga bumi,” tutur Prof. Din Syamsuddin.

Menurutnya, di Indonesia sudah sejak lama sekali terbentuk IRCI yang terdiri atas lembaga-lembaga agama seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), Persatuan Gereja Indonesia (PGI), Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), dan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI).

Selain itu, lanjutnya, ada pula Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin), Pengurus Pesatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi),  Aliansi Masyarakat Adata Nusantara (AMAN), dan beberapa lembaga lainnya.

“Inilah tanggung jawab masyarakat bersama, tanggung jawab semua keyakinan dan umat beragama. Semua masyarakat harus berpartisipasi dalam menanggulangi kerusakan alam,” papar Prof. Din Syamsuddin yang juga Ketua Dewan Pertimbangan Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.

Dalam pandangan keagamaan, termasuk Islam, ucapnya, tanggung jawab ini sangat berdimensi keagamaan. “Marilah kita lakukan ini dalam lingkup ibadah menurut agama masing-masing. Peristiwa ini menjadi titik tolak kita untuk saling bekerja sama karena ini adalah masalah kita bersama,” ungkapnya.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

LEAVE A REPLY