Wafatnya Gus Sholah dan RS KH. Hasyim Asy’ari

0
959
Sumber: www.dompetdhuafa.org

NEWSCOM.ID, JAKARTA – Innalillahi wa inna ilaihi Rooji’un, segenap Keluarga Besar Dompat Dhuafa menyatakan turut berduka cita sedalam-dalamnya atas wafatnya Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur (Jatim), Dr. (H.C.) Ir. KH. Salahuddin Wahid, pada Ahad (2/2) di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta.

Gus Sholah, demikian almarhum biasa disapa, juga menjadi anggota Dewan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika (YDDR).

Melalui akun twitter-nya, pada Pukul 21:16 WIB, putra almarhum Gus Sholah, Irfan Wahid, mengabarkan bahwa ayahandanya telah wafat.

“Gus Sholah baru saja wafat, pada pukul 20.55. Mohon dimaafkan seluruh kesalahan. Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu…”, tulis akun @ipangwahid.

Ungkapan senada disampaikan oleh Ketua Pembina YDDR, Parni Hadi. Ia turut berduka mendalam atas wafatnya kyai kharismatik yang juga sahabatnya itu. “Beliau adalah bagian dari keluarga besar Dompet Dhuafa,”ungkap pendiri Dompet Dhuafa itu.

Gambar mungkin berisi: awan, langit dan luar ruangan
Rumah Sakit KH. Hasyim Asyari Dompet Dhuafa. Sumber: www.dompetdhuafa.org

Almarhum Gus Sholah bersama Parni Hadi telah menginisiasi (memulai) pendirian Rumah Sakit (RS) KH Hasyim Asyari di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jatim. Peletakan batu pertama pendirian RS KH Hasyim Asyari – Dompet Dhuafa itu terlaksana pada 19 September 2018 oleh Plt. Bupati Jombang saat itu, Hj. Mundjidah Wahab.

RS KH. Hasyim Asyari merupakan rumah sakit keenam yang dibangun dari dana umat melalui Dompet Dhuafa. Tanah seluas 1 hektar yang menjadi tempat didirikannya, merupakan wakaf dari keluarga besar KH Hasyim Asyari.

“Dibangun tiga lantai, RS KH. Hasyim Asyari memenuhi fasilitas dan pelayanan sebagai Rumah Sakit Tipe C. Hal ini mendasar, dengan memilih Tipe C, maka RS KH. Hasyim Asyari dapat melayani lebih banyak dhuafa,”ungkap Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa, Nasyith Majidi, saat dihubungi NEWSCOM.ID, Ahad (2/2).

Kehadiran RS KH. Hasyim Asyari, lanjutnya, diharapkan dapat menyempurnakan lingkungan Pondok Pesantren Tebuireng dalam menebar manfaat bagi masyarakat Jombang. “Rumah Sakit ini akan melayani kebutuhan masyarakat, berlandaskan kesetaraan akses layanan kesehatan,” ungkapnya.

Inisiasi pendirian Rumah Sakit KH. Hasyim Asyari muncul saat Gus Sholah berkunjung ke Rumah Sehat Terpadu (RST) Dompet Dhuafa di Parung, Bogor, beberapa waktu sebelumnya. Kunjungan pertama Salahuddin Wahid menjadi sejarah inisiasi pendirian RS Hasyim Asyari Dompet Dhuafa di Jombang.

Agenda keliling di beberapa ruang rumah sakit memantapkannya untuk membuka bentangan kebaikan di Jombang, Jawa Timur. “Kita mulai di Pondok Pesantren Tebuireng,” kata Gus Sholah.

Hingga beberapa bulan setelahnya, ada kesepakatan antara Dompet Dhuafa dan keluarga besar KH Hasyim Asyari untuk mewakafkan sebidang tanah seluas satu hektare. Lokasinya masih dalam lingkungan Pesantren Tebuireng di Jombang. Tidak jauh dari sebidang tanah itu, terletak Makam Gusdur yang atap kubahnya terlihat dari kejauhan.

Pembangunan RS KH Hasyim Asyari sedang berjalan. Diharapkan dalam waktu tidak lama lagi segera dapat beroperasi.

“Meski Gus Sholah tidak sempat menyaksikan langsung RS yang diinisiasinya saat beroperasi nanti, tapi akan menjadi amal jariyah almarhum dan keluarga besar KH Hasyim Asyari dan para donatur Dompet Dhuafa,” ungkap Nasyith Majidi.

“Selamat Jalan Gus Sholah. do’a kami dan para dhuafa, husnul khotimah,” ucapnya.

Penulis: Guntur Subagja Mahardhika

Editor: Muhammad Ibrahim Hamdani

LEAVE A REPLY