BMKG: Cuaca Ekstrem Terus Berlangsung Hingga Maret 2020

0
702
Sumber: Kantor Berita Antara

NEWSCOM.ID, KARANGANYAR – Cuaca ekstrem di Indonesia akan terus berlangsung hingga Maret 2020 nanti. Hal ini berdasarkan hasil prediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Republik Indonesia.

“Kalau menurut prediksi BMKG untuk wilayah Indonesia, terjadinya cuaca ekstrem tidak serempak, silih berganti. Rata-rata puncak musim hujan Februari-Maret, khusus Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng) berlangsung pada Januari-Februari,” tutur Kepala BMKG RI, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati M.Sc., Ph.D., pada Selasa (11/2).

Prof. Dwikora Karnawati menyatakan hal itu di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, seperti dikutip dari Kantor Berita Antara.

Artinya, lanjut Prof. Dwikorita, cuaca ekstrem di Indonesia akan berlangsung hingga Maret 2020. Lalu di kisaran April-Mei 2020, Indonesia sudah memasuki musim kemarau, masa transisinya adalah pancaroba. “Imbauan kami agar ini bisa diwaspadai oleh seluruh pihak,” papar Prof. Dwikorita yang juga Rektor Universitas Gajah Mada (UGM) 2014-2017 itu.

Pernyataan senada disampaikan oleh Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Semarang, Ir. Tuban Wiyoso, M.Si., bahwa penyebab lebih awalnya cuaca ekstrem yang menjangkau Jawa Tengah dibandingkan wilayah lainnya di Pulau Jawa ialah karena cuaca di Jawa lebih didominasi oleh pengaruh angin monsun.

“Ini (cuaca ekstrem) terjadi pada kurun waktu Desember (2019) – Februari (2020), puncaknya Januari – Februari (2020). Angin monsun sendiri merupakan angin yang bertiup dari Asia ke wilayah Indonesia. Seperti angin darat, yaitu angin laut tetapi skala musiman, ini dipengaruhi oleh posisi matahari,” tutur Prof. Dwikorita.

Menurutnya, terdapat potensi bencana alam pada musim pancaroba di Indonesia seperti angin puting beliung, angin kencang, petir, dan hujan lebat yang datang tiba-tiba. “Kita harus mewaspadai potensi bencana di musim pancaroba,” tegas Prof. Dwikorita.

Daerah-daerah yang berpotensi terkena bencana, lanjutnya, cenderung merata di seluruh wilayah Indonesia. Misalnya, di Jawa Tengah (Jateng) ada potensi bencana angin kencang merata, tidak memilih wilayah tertentu. “Kemarin pun sudah dimulai dengan angin puting beliung karena sempat ada jeda hujan sebentar,” ungkapnya.

Sumber: Kantor Berita Antara

Editor: Hamdani

LEAVE A REPLY