Pandemi COVID-19, Pemerintah Menerbitkan Surat Utang Tenor 50 Tahun

0
790
Sumber: LKBN Antara

NEWSCOM.ID, JAKARTA – Pemerintah Republik Indonesia (RI) tercatat untuk pertama kali dalam sejarah telah menerbitkan surat utang dengan denominasi dolar Amerika Serikat (AS) atau global bond dengan tenor (jangka waktu) selama 50 tahun.

Seperti dikutip dari Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, Kebijakan ini bertujuan untuk mendukung pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam menghadapi pandemi wabah Corona Virus Desease 2019 (COVID-19) akibat Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) – Corona Virus (CoV)-2.

“Penerbitan tenor terpanjang yang pernah dilakukan oleh pemerintah ini secara implisit menggambarkan kredibilitas dan kepercayaan investor,” tutur Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani Indrawati, S.E., M.Sc., Ph.D., pada Selasa (14/4), dalam jumpa pers melalui streaming daring di Jakarta.

Surat utang seri RI0470 ini, lanjutnya, mempunyai tanggal jatuh tempo pada 15 April 2070 dengan nominal penerbitan satu miliar dolar Amerika Serikat (AS) serta imbal hasil 4,5 persen. “Prosesnya dilakukan secara elektronik tanpa adanya pertemuan fisik dan tatap muka dengan calon investor,” imbuhnya.

“Penerbitan obligasi berbentuk valuta asing (valas) ini juga merupakan yang pertama kali dilakukan negara Asia Tenggara atau negara berkembang Asia sejak adanya pandemi COVID-19,” paparnya.

Meskipun, ungkapnya, saat ini sedang terjadi volatilitas di pasar keuangan dunia dan tantangan dari lingkungan global.

“Kita memang memanfaatkan tenor 50 tahun ini karena preferensi investor global terhadap bond (pinjaman) jangka panjang cukup kuat, sehingga kita bisa melakukan penekanan dan mendapatkan yield cukup baik serta merefleksikan risiko dan appetitte investor,” ujarnya.

Dari sisi imbal hasil yang ditetapkan sebesar 4,5 persen, paparnya, yield ini lebih rendah dari global bond dengan tenor 10 tahun yang terbit pada 2018. Kondisi ini memperlihatkan adanya kepercayaan dari investor atas reputasi Indonesia dalam mengelola pembiayaan.

“Kita juga menggunakan tenor 50 tahun untuk memanfaatkan kurva tenor jangka panjang yang cenderung flat. Ini artinya, bahwa dalam jangka panjang tidak ada perubahan yield yang terlalu besar sehingga risiko dan biaya tidak akan terlalu meningkat,” jelasnya.

Menurutnya, penerbitan surat utang berjangka panjang 50 tahun ini juga bertujuan untuk menciptakan acuan tenor baru bagi Indonesia dan menyeimbangkan rata-rata profil jatuh tempo Surat Utang Negara (SUN). “Hal ini mengingat rata-rata permintaan pasar domestik pada tenor jangka pendek,” katanya.

“Selain menerbitkan RI0470, pemerintah juga menerbitkan RI1030 dan RI1050 pada saat yang sama, dengan masing-masing nominal sebesar 1,65 miliar dolar AS. Dengan demikian, dari penerbitan tiga seri global bond ini, maka pemerintah memperoleh pembiayaan 4,3 miliar dolar AS,” jelasnya.

Seri RI1030 ini, ujarnya, mempunyai tenor 10,5 tahun dengan tanggal jatuh tempo pada 15 Oktober 2030 serta mempunyai imbal hasil 3,9 persen. Sedangkan seri RI1050 mempunyai tenor 30,5 tahun dengan tanggal jatuh tempo pada 15 Oktober 2050 serta imbal hasil 4,25 persen.

“Kita menerbitkan ini untuk menjaga pembiayaan secara aman dan sekaligus menambah cadangan devisa bagi Indonesia. Pemanfaatan pembiayaan dari penerbitan ini sangat positif di tengah terjadinya turbulensi,” jelas Menkeu Sri Mulyani.

Sumber: LKBN Antara

Editor: Hamdani

LEAVE A REPLY