Bangun Food Estate, Kementerian PUPR Mengoptimalkan 165.000 Hektare Lahan

0
811
Sumber: Dokumentasi Kementerian PUPR RI / https://www.cnnindonesia.com/

NEWSCOM.ID, JAKARTA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia (RI), Ir. Mochamad Basoeki Hadimoeljono, M.Sc., Ph.D., menargetkan optimalisasi 165.000 hektare lahan di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). Program ini dimulai pada 2020 hingga 2022 dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional.

Seperti dikutip dari laman https://www.antaranews.com/, Menteri PUPR RI, Basuki Hadimoeljono, mengonfirmasi hal itu pada Rabu (10/6), dalam keterangan tertulis di Jakarta kepada media.

Menurutnya, terdapat lahan potensial seluas 165.000 hektare yang merupakan kawasan aluvial, bukan gambut pada lahan eks-Pengembangan Lahan Gambut (PLG) di Kalteng.

“Lahan ini akan mulai kami kerjakan pada 2020 ini sampai 2022. Targetnya pada 2022, lahan seluas 165.000 hektare ini sudah bisa dioptimalkan produksinya,” papar Menteri PUPR RI, Basuki Hadimoeljono, Ph.D.

Optimalisasi 165.000 hektare lahan potensial ini, lanjutnya, merupakan program prioritas kedua setelah pengembangan lima Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), yakni Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Manado-Likupang.

“Kementerian PUPR mendapat tugas dari Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo, untuk melaksanakan program pengembangan Food Estate di Kalteng, sebagai daerah yang diharapkan menjadi lumbung pangan baru di luar Pulau Jawa. Hal ini penting untuk mendukung ketahanan pangan nasional,” jelasnya.

Adapun lokasi Lumbung Pangan baru ini, ungkapnya, sesuai rencana berada di Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalteng. Program ini akan menjadi salah satu Progrram Strategis Nasional (PSN) 2020-2024.

“Program pengembangan Food Estate ini akan dilakukan bersama oleh Kementerian PUPR RI dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI melalui skema investasi,” tutur Menteri PUPR, Basuki Hadimoeljono.

Kementerian PUPR RI, ucapnya, akan mengembangkan sarana dan prasarana dasar seperti perbaikan saluran irigasi di sekitar kawasan Food Estate, baik jaringan irigasi sekunder maupun primer.

Sementara Kementerian BUMN RI bersama Kementerian Pertanian (Kementan) RI akan melakukan pengembangan teknologi olah tanamnya sehingga bis amenghasilkan produksi yag lebih baik. “Harapannya, dari satu hektare lahan tersebut akan meningkatkan produktivitas padi sebesar dua ton,” ungkapnya.

“Dari 165.000 hektare lahan fungsional, sekitar 28.300 hektare kondisi irigasinya baik. Sedangkan 52.700 hektare lahan lainnya memerlukan rehabilitasi jaringan irigasi dalam rangka program Food Estate dengan total kebutuhan angaran Rp 1,05 triliun,” ujarnya.

Menteri PUPR, Basuki Hadimoeljono, pun menjelaskan bahwa Kementeriannya menangani rehabilitasi irigasi di kawasan eks-PLG ini setiap tahun, secara bertahap sejak 2020 hingga 2022 nanti.

“Rinciannya, pada 2020 seluas 1.210 hektare, pada 2021 seluas 33.335 hektare, dan pada 2022 seluas 22.655 hektare. Adapun nilai totalnya mencapai Rp 497,2 miliar,” pungkasnya.

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

LEAVE A REPLY