NEWSCOM.ID, JAKARTA – Presiden Republik Indonesia (RI), Ir. H. Joko Widodo (Jokowi), bertekad untuk memperkokoh Association of South East Asian Nations (ASEAN) Outlook On The Indo-Pasific atau Pandangan ASEAN Terhadap Indo-Pasifik. Hal ini telah disepakati dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-34 pada 22 Juni 2019 lalu.
“Kita juga harus terus memperkokoh ASEAN Outlook on The Indo-Pacific yang mengedepankan inklusivitas, kerja sama, rules-based order (pemerintahan berdasarkan aturan), dan confidence building (membangun kepercayaan diri),” tutur Presiden Joko Widodo pada Jumat (26/6).
Tepatnya saat menyampaikan pandangan secara virtual (daring) dari Istana Kepresiden Bogor, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, dalam Sesi Pleno di KTT Ke-36 ASEAN. KTT ini untuk pertama kalinya diselenggarakan secara virtual (telekonferensi), sejak lebih dari 50 tahun sejarah berdirinya ASEAN.
Dalam rilisnya kepada NEWSCOM.ID, Sabtu (27/6), Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden RI melaporkan bahwa KTT Ke-36 ASEAN secara virtual ini mengangkat tema ASEAN yang Kohesif dan Responsif.
Presiden Joko Widodo juga mengajak para pemimpin ASEAN untuk meningkatkan dan menguatkan kerja sama di kawasan Asia Tenggara dalam berbagai bidang. “Hal ini sangat krusial dan harus kita lakukan di masa pandemi Corona Virus Desease 2019 (COVID-19), selain mempercepat pemulihan ekonomi kawasan (Asia Tenggara),” paparnya.
“Di tengah pesimisme terhadap multilateralisme, kerja sama kawasan menjadi lebih penting artinya. Peningkatan kerja sama di antara negara-negara ASEAN akan mengembalikan harapan akan munculnya kerja sama antar negara yang efektif, efisien, dan berkeadilan,” ungkap Presiden Joko Widodo.
Menurutnya, pada era baru atau Adaptasi Kebiasaan Baru pasca pandemi COVID-19, dalam konteks global, peningkatan kerja sama di tingkat ASEAN dapat menjadi mesin penggerak bagi stabilitas dan perdamiaan kasawan. “Untuk mewujudkan hal itu, persatuan dan sentralitas ASEAN merupakan suatu keharusan,” ucap Presiden Joko WIdodo.
“ASEAN harus menjadi guardian (pelindung) agar kawasan kita tidak menjadi ajang power projection (proyeksi kekuatan) negara-negara besar. ASEAN harus menjadi subject dan bukan menjadi object dalam politik global,” jelasnya.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani