NEWSCOM.ID, JAKARTA – Coaction Indonesia telah menyelenggarakan Diskusi Publik #RuangAksi 20 dengan tema Belajar dari SEMES7A untuk Alam Indonesia pada Kamis (5/3), Pukul 19:00 – 21:00 Waktu Indonesia Barat (WIB) di CGV FX Sudirman Lantai 7. Diskusi Publik ini dirangkai dengan agenda Nonton Bareng film SEMES7A.
Berdasarkan pantauan NEWSCOM.ID, acara ini dimulai dengan kegiatan Nonton Bareng film SEMES7A pada Pukul 19:10 WIB hingga selesai Pukul 21:40 WIB, lalu berlanjut dengan Diskusi Publik pada Pukul 21:45 WIB hingga Pukul 22:45 WIB.
Diskusi Publik ini menghadirkan empat narasumber, yakni Produser film SEMES7A, Amanda (Mandy) Marahimin, Project Manager PT. Inovasi Dinamika Pratama (Persero), Trio Aditia, dan Direktur Program Koaksi Indonesia, Verena Puspawardani.
Satu narasumber lainnya ialah Direktur Konservasi Energi, Direktorat Jenderal (Ditjen) Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia (RI), Dr. Ir. Hariyanto, M.T. Adapun moderatornya dari perwakilan Koaksi Indonesia.
Dalam Diskusi Publik ini, terdapat tiga peserta yang bertanya dan tiga peserta lainnya yang diminta untuk bertanya secara acak. Secara umum, para narasumber memberikan tanggapan dan apresiasi positif terhadap film SEMES7A ini karena menyinergikan antara keyakinan agama dengan kecintaan terhadap lingkungan hidup.
Film SEMES7A ini mengisahkan para pecinta dan pejuang lingkungan hidup dari latar belakang agama dan aliran kepercayaan yang berbeda-beda, termasuk lokasi geografis tujuh tokoh yang berbeda-beda di Indonesia.
Ketujuh tokoh itu berasal dari Provinsi Bali, Aceh, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kaimantan Barat (Kalbar), Papua Barat, dan Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta.
Sedangkan tiga orang peserta diskusi bertanya kepada narasumber tentang tantangan, hambatan dan peluang kerja dari sektor-sektor sumber daya energi terbarukan (green job). Apalagi saat ini, sektor-sektor energi terbarukan sedang gencar dikampanyekan oleh pemerintah dan pihak swasta.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani
