Bio Farma-Eijkman-Kemenristek Mengembangkan Vaksin SARS-CoV-2 Berbasis Strain Virus Indonesia

0
687
Sumber: http://www.wapresri.go.id/

NEWSCOM.ID, JAKARTA – Direktur Utama (Dirut) PT. Bio Farma (Persero), Honesti Basyir, S.T., M.M., menjelaskan strategi jangka panjang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Farmasi ini untuk mengembangkan vaksin Severe Acute Respiratory Syndome (SARS)-Corona Virus (CoV)-2.

“Dalam strategi jangka panjang, PT. Bio Farma (Persero) akan bekerja sama dengan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman serta Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) untuk mengembangkan vaksin SARS-CoV-2 yang berbasis kepada strain virus orang Indonesia,” tutur Honesti Basyir pada Kamis (27/8).

Seperti dikutip dari laman http://www.wapresri.go.id/, Dirut PT. Bio Farma (Persero), Honesti Basyir, menyatakan hal itu saat bertemu Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI), Prof. Dr. (H.C.) Drs. KH. Ma’ruf Amin, secara virtual.

Wapres Prof. KH. Ma’ruf Amin mengikuti video konferensi ini dari Kediaman Resmi Wapres RI di Jalan Diponegoro No. 2, Menteng, Kota Administrasi Jakarta Pusat.

Rencananya, lanjut Honesti Basyir, PT. Bio Farma (persero) akan melakukan uji klinis dan produksi vaksin SARS-CoV-2 yang berbasis kepada strain virus orang Indonesia. Sedangkan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan Kemenristek akan memberikan bibit vaksin SARS-CoV-2.

“Mereka akan memberikan bibit vaksin dan Bio Farma yang akan melakukan uji klinis dan produksi,” imbuh Dirut PT. Bio Farma, Honesti Basyir.

Terkait dengan status halal vaksin SARS-CoV-2 hasil kerja sama dengan Sinovac Biotech Ltd. yang sedang dikembangkan saat ini, Honesti Basyir pun menjelaskan jika Sinovac telah memberikan jaminan bahwa bahan baku yang digunakan bebas dari kandungan gelatin babi (Porcine).

“Kami sudah mendapatkan statement letter (surat pernyataan) dari Sinovac, kalau mereka menyatakan bahwa bahan baku yang diproduksi mereka itu tidak mengandung Porcine,” jelasnya pada Kamis (27/8).

Namun demikian, ungkapnya, PT. Bio Farma (Persero) masih memerlukan uji kehalalan dari Lembaga Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika (LPPOM) Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk mendapatkan sertifikasi halal resmi.

“Nanti akan segera kita laporkan kepada LPPOM MUI untuk bersama-sama ditindaklanjuti melalui berbagai macam uji yang dibutuhkan nanti, untuk menjamin bahwa memang vaksin ini bisa dijamin kehalalannya,” jelas Honesti Basyir.

Editor: Muhammad Ibrahim Hamdani

LEAVE A REPLY