INTANI-Mitra Mikro-BI-Kementan-Koperasi AMN Berkomitmen Mencetak 1.000 Pengusaha Pertanian Milenial

0
581
Sumber: INTANI / Muhammad Ibrahim Hamdani

NEWSCOM.ID, JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kemetan) Republik Indoensia (RI), Bank Indonesia (BI), serta Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indoensia (INTANI) telah menyelenggarakan Talkshow Pertanian dan Generasi Milenial pada Rabu (6/10), Pukul 09.00 – 12.00 Waktu Indonesia Barat (WIB).

Talkshow (Bincang-Bincang) daring ini merupakan kegiatan sebelum terlaksananya Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2021 pada Senin (25/10), tepatnya dalam Agriweek Road to ISEF 2021. Acara ini mengangkat tema: “Pertanian: Bisnis Asyik untuk Milenial”.

Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) INTANI, Guntur Subagja Mahardika, S.Sos., M.Si., yang juga Asisten Staf Khusus Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) Bidang Ekonomi dan Keuangan.

Narasumber lainnya dalam acara ini ialah Chief Executive Officer (CEO) Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swasembada (P4S) Peternakan Puyuh Sukabumi, Dr. H. Slamet Wuryadi, S.P., M.P., yang juga pemilik (owner) Slamet Quail Farm. Ia juga penah menjadi Duta Petani Milenial Kementan RI.

Turut hadir dan menjadi narasumber CEO Mitra Mikro Social Investment Media, Arief Rizky. Adapun moderator dalam acara ini ialah Pengurus salah DPP INTANI, Aden Budi, M.E.

Secara umum, webinar ini membahas tentang kesepakatan dan kolaborasi strategis antara INTANI, Mitra Mikro Social Investment dan Koperasi Agro Maritim Nusantara (AMN) untuk mencetak 1.000 Pengusaha Milenial di Sektor Pertanian.

Dalam paparannya, Guntur Subagja Mahardika menyatakan bahwa kerja sama dan kemitraan strategis untuk mencetak 1.000 pengusaha milenial di sektor pertanian ini bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja baru di tengah pandemi Coronavirus Desease 2019 (COVID-19).

“Saat ini, ada tiga program yang sudah mulai berjalan, antara lain Pengusaha Kedai Kopi dari Rumah, Peernakan Puyuh Milenial, dan Agen Pangan. Program ini bertujuan untuk mendorong generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian saat terjadinya krisis regenerasi petani,” tutur Guntur Subagja pada Rabu (6/10).

Menurutnya, jumlah petani muda di bawah usia 25 tahun hanya mencapai 0,9 persen dari jumlah petani di Indonesia. Kondisi ini sangat memprihatinkan di tengah bertambahnya jumlah penduduk miskin dan pengangguran akibat pandemi COVID-19.

“Bahkan 83 persen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ikut terdampak pandemi COVID-19. Namun dalam kondisi ini, sektor pertanian, peternakan dan perikanan justru mengalami peningkatan,” ungkap Guntur Subagja.

Karena itu, lanjutnya, INTANI mengajak para pemangku kepentingan untuk berkolaborasi, membangun pertanian dan perikanan berbasis ekonomi kerakyatan.

“Sektor pertanian, peternakan dan perikanan pun memberikan dampak ekonomi dan sosial yang tinggi di tengah pandemi COVID-19 sehingga dapat menyejahterakan masyarakat,”

Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani

LEAVE A REPLY