NEWSCOM.ID, JAKARTA – Wakil Duta Besar (Wadubes) Negara Palestina untuk Republik Indonesia (RI), Yang Mulia (His Excellency) Dr. Ahmed M.I. Metani, menegaskan bahwa pemerintah zionis Israel menolak solusi dua negara, meskipun kompromi itu memberikan Israel 78 persen tanah bersejarah milik rakyat Palestina.
“Meskipun, itu adalah kompromi yang menyakitkan untuk memberikan 78 persen tanah bersejarah kami untuk Israel. Dan, kami hanya mendapatkan 22 persen, tapi kemudian Israel menolaknya,” tutur Wadubes H.E. Dr. Ahmed M. I. Metani pada Rabu (29/3), seperti dikutip dari laman daring Radio Republik Indonesia (RRI.CO.ID) pada Rabu (29/11).
Informasi di atas dikutip dari Reporter Jayanti Retno Mandasari, di berita RRI pada Rabu (29/11), tepatnya di laman https://www.rri.co.id/internasional/462736/palestina-solusi-dua-negara-adalah-kompromi-menyakitkan.
Tepatnya saat Wadubes Negara Palestina untuk RI, H.E. Dr. Ahmed M.I. Metani, menjadi narasumber utama (keynote speaker) dalam Talkshow Peacemaker Forum 2023 di Gedung Institute for Advancement of Science Technology and Humanity (IASTH), lantai 5, Kampus Universitas Indonesia (UI) Salemba, Jakarta.
Acara Talkshow Peacemaker Forum 2023 merupakan puncak kegiatan dari Bulan Solidaritas Palestina (BSP) 2023 yang diselenggarakan oleh Aqsa Working Group (AWG) selama November 2023.
Talkshow Peacemaker Forum 2023 diselenggarakan bersama oleh Center for Strategic Policy Studies (CSPS) Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI, AWG, SKSG UI, Himpunan Mahasiswa (Hima) Pascasarjana Kajian Wilayah Timur Tengah dan Islam (KWTTI) SKSG UI dan Program Studi (Prodi) Pascasarjana KWTTI SKSG UI.
“Solusi Dua Negara (Two State Solution) sebelumnya diajukan oleh komunitas internasional, bukan oleh rakyatPalestina. Dan rakyat Palestina menerima solusi tersebut,” ujar Wadubes Negara Palestina untuk RI, H.E. Dr. Ahmed M. I. Metani pada Rabu (29/11).
Namun rezim zionis Israel tetap melakukan pendudukan ilegal di tanah Palestina, bahkan sebelum terlaksananya konsep Solusi Dua Negara. Padahal menurut Wadubes H.E. Dr. Ahmed M.I. Metani, sesuai ketentuan Solusi Dua Negara, pemerintah Israel memperoleh bagian jauh lebih besar dari Tanah Palestina.
“Sekarang ada sekitar 800.000 pendudukan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, 300.000 orang diantaranya berada di dalam dan sekitar Yerusalem. Itu artinya, mereka meletakkan sebuah fakta untuk menjadikannya sebagai sesuatu yang mungkin,” ungkapnya.
Wadubes H.E. Dr. Ahmed M.I. Metani pun mendorong komunitas internasional untuk segera menghentikan kebijakan bias (berpihak) terhadap pengaplikasian (pelaksanaan) sebuah keadilan untuk rakyat Palestina. “Utamanya untuk memberikan hak-hak dasar bangsa Palestina dengan penghormatan Hak Asasi Manusia (HAM),” paparnya.
“Rakyat Palestina memiliki hak untuk menikmati kebebasan, martabat, dan keamanan. Kami menginginkan anak-anak kami untuk pergi ke sekolah dan perguruan tinggi dengan aman,” tegas Wadubes Negara Palestina untuk RI, H.E. Dr. Ahmed M.I. Metani.
Namun, ucapnya, pemerintahan ekstrem ini (rezim zionis Israel) tidak menginginkan resolusi apa pun dari berbagai tujuan Palestina.
‘Solusi Dua Negara’ dicetuskan pertama kali oleh Komisi Peel. Komisi ini dibentuk oleh Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia Utara (United Kingdom/ UK) sebagai pemegang mandat kekuasaan di Palestina pada 7 Juli 1937.
Saat itu, 7 Juli 1937, Komite Peel mengusulkan pembentukan negara Yahudi dan Arab untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Kemudian dalam Sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations) pada 1947, usulan ‘Solusi Dua Negara’ kembali dibahas.
Namun usulan ‘Solusi Dua Negara’ langsung mendapatkan penolakan keras dari negara-negara Arab (Liga Arab) yang memang menentang pembentukan negara zionis Israel.
Namun gagasan ‘Solusi Dua Negara’ kembali disuarakan oleh sejumlah negara, seiring terjadinya perang Palestina versus Israel sejak 7 Oktober 2023 hingga kini.
Sebelumnya Ketua CSPS SKSG UI, Guntur Subagja Mahardika, S.Sos., M.Si., telah memberikan apresiasi positif atas terselenggaranya Talkshow Peacemaker Forum 2023 pada Rabu (29/11) di Kampus UI, Salemba, Jakarta.
“CSPS SKSG UI mengapresiasi dan menyabut baik penyelenggaraan Talkshow Peacemaker Forum yang diselenggarakan bersama oleh AWG, Hima Pascasarjana KWTTI SKSG UI, Prodi Pascasarjana KWTTI SKSG UI, dan CSPS SKSG UI serta SKSG UI dalam puncak peringatan BSP 2023,” tutur Guntur Subagja pada Selasa (28/11) malam.
CSPS SKSG UI, lanjutnya, mengecam keras invasi Israel ke Gaza dan Tepi Barat, Palestina, dan berharap dukungan dunia untuk menekan Israel agar menghentikan agresinya. “CSPS SKSG UI mendukung Palestina merdeka,” tegas Guntur Subagja.
Melalui Peacemaker Forum 2023, ungkapnya, CSPS SKSG UI mengajak masyarakat Indonesia untuk membantu masyarakat Gaza dan Palestina, misalnya melalui kepedulian kemanusiaan dan bijak di tengah isu boikot produk pro Israel.
“Kami prihatin apabila pendapatan perusahaan-perusahaan pro Israel itu digunakan membeli senjata untuk membunuh warga sipil, perempuan, dan anak-anak serta merebut lahan Palestina. Bangkit Palestina, merdeka Palestina!,” jelasnya.
Program “Talkshow Peacemaker Forum 2023″ juga mengambil momentum penting, tepat pada 29 November, yang diperingati oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PB) dan komunitas internasional sebagai Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina. PBB telah menetapkannya sejak 29 November 1977.
Seperti dilansir dari laman Antara News pada Selasa (28/11), tertulis bahwa Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina merujuk pada saat Dewan Keamanan (DK) PBB mengadopsi Resolusi DK PBB Nomor 181 Tentang Rencana Partisi Palestina pada 29 November 1947.
Resolusi DK PBB Nomor 181 memuat rencana pembagian Palestina ke dalam dua negara, yakni sebuah negara Arab (Negara Palestina) dan sebuah negara Yahudi (Negara Israel) yang merdeka, serta membentuk rezim internasional yang khusus mengelola Kota Yerusalem. (Jafar M. Sidik, Penulis, Antara News,” Solidaritas Dunia untuk Palestina Kini Terasa Jauh Lebih Penting,” Selasa, 28/11/2023).
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber utama, keynote speakers, antara lain Duta Besar (Dubes) Negara Palestina untuk Republik Indonesia (RI), Yang Mulia Dr. Zuhair S. M. Al-Shun, yang diwakili oleh Deputi Dubes Palestina untuk RI, Dr. Ahmed M.I Metani.
Narasumber utama lainnya ialah Direktur SKSG UI, Athor Soebroto, S.E., M.M., M.Sc., Ph.D., yang dalam acara ini diwakili oleh Ketua Prodi Pascasarjana KWTTI SKSG UI, Yon Machmudi, M.A., Ph.D.
Selain itu, terdapat lima narasumber dalam acara ini, antara lain Ketua Prodi KWTTI SKSG UI, Yon Machmudi, M.A., Ph.D., Direktur Timur Tengah, Direktorat Asia Pasifik dan Afrika (Aspasaf), Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Bagus Hendraning Kobarsyih, M.Si., dan Ketua Presidium Medical Emergency Rescue – Committee (MER-C), dr. Sarbini Abdul Murad.
Dua narasumber lainnya ialah Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Dr. H. Ikhsan Abdullah, S.H., M.H., dan Ketua Dewan Presidium AWG, Ir. Nur Ikhwan Abadi.
Adapun moderator dalam acara ini ialah Kepala Peliputan Kantor Berita MINA (Mina News), Rana Setiawan, yang juga Koordinator Acara BSP 2023. Hadir pula Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Al-Jam’iyatul Washliyah, KH. Dr. Masyhuril Khamis, S.E., M.M., yang telah memberikan testimoni dalam acara ini.
KH. Dr, Masyhuril Khamis, M.M., juga mengemban amanat selaku Ketua Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa (PD PAB) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.
Kemudian hadir pula Bendahara dan Peneliti CSPS SKSG UI, Muhammad Ibrahim Hamdani, S.I.P., M.Si., yang juga Anggota Dewan Pakar Organization of Islamic Cooperation (OIC) Youth Indonesia atau Pemuda OKI Indonesia. Ia turut menjadi penggagas acara ini, lalu memberikan testimoni mewakili CSPS SKSG UI.
Turut hadir dan memberikan testimoni Pendiri (Founder) Center of Human Excellence and Diversive (CoHesive), Ahmad Arafat Aminullah, S.T., Direktur Eksekutif Indonesian Society for Middle East Studies (ISMES), Dr. Ryantori, S.Sos., M.Si., dan Perwakilan dari Hima Pascasarjana KWTTI SKSG UI, Muhammad Nabil Robani.
Hal lain yang sangat menarik dalam acara ini ialah penyampaian testimoni dalam bahasa Arab oleh Muhammad Nabil Rabbani, sedangkan testimoni dalam bahasa Inggris disampaikan oleh Dr. Ryantori, M.Si.27 menit 35 detik di laman https://youtu.be/exRRBkB4c1s.
Sedangkan Direktur Timur Tengah, Direktorat Aspasaf, Kemenlu RI, Bagus Hendraning Kobarsyih, M.Si., menghadiri kegiatan ini secara daring, melalui konferensi video.
Lebih lanjut, acara ini juga disiarkan secara langsung (live streaming) oleh akun Youtube ‘Al Jama’ah TV’ dengan durasi 3 jam 35 menit di laman $ https://youtu.be/L3UEu9KWTjA, serta di akun Youtube ‘Radio Silaturahim (Rasil) TV’ dengan durasi 3 jam 27 menit 36 detik. Jadi rekan-rekan yang tidak bisa hadir dapat menyaksikannya lewat akun Youtube.
Penulis: Muhammad Ibrahim Hamdani, S.I.P., M.Si.
Peneliti CSPS SKSG UI