Menteri Teten Bertekad Memberdayakan 3,6 Juta Warung Tradisional Indonesia

0
697
SUmber: LKBN Antara

NEWSCOM.ID, JAKARTA – Menteri Koperasi (Menkop) dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Republik Indonesia (RI), Drs. H. Teten Masduki, bertekad untuk memberdayakan 3,6 juta warung tradisional yang ada di Indonesia.

“Saat ini, ada 3,6 juta warung tradisional di Indonesia yang perlu diberdayakan agar tetap bertahan karena menjadi tulang punggung ekonomi keluarga. Apalagi ada desakan dari pedagang ritel terhadap warung tradisional,” tutur Menkop dan UKM RI, Teten Masduki, pada Ahad (8/3), seperti dikutip dari Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara.

Tepatnya saat menjadi narasumber dalam Peluncuran Program Virtual Terbaru Mitra Bukalapak di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, pada Ahad (8/3).

Menurutnya warung tradisional di Indonesia merupakan kekuatan ekonomi rakyat yang paling riil. Menteri Teten pun menyambut positif langkah Bukalapak yang telah memberdayakan UKM atau warung-warung tradisional di Indonesia.

“Dengan adanya binaan dari platform digital atau e-commerce seperti Bukalapak, maka para pelaku warung tradisional bisa meningkatkan jumlah dan jenis produk yang dijualnya. Selain itu, jangkauan pemasarannya pun bisa semakin luas,” ujarnya.

Dengan adanya digitalisasi sekarang ini, lanjutnya, maka pasar akan semakin berkembang, tidak hanya di sekitar kampung. “Termasuk barang dagangannya, bisa juga mendapat pasokan dari gudang pusat distribusinya di Bukalapak langsung, harganya pun kompetitif,” papar Menteri Teten.

“Jadi, jualannya bukan hanya barang kebutuhan sehari-hari, tapi juga bisa jadi agen pembayaran untuk listrik, transfer uang, dan lainnya,” ucapnya.

Menurut Menteri Teten, warung sangat berpotensi memberikan dampak yang signifikan bagi kesejahteraan masyarakat dan kemajuan ekonomi nasional.

Itu sebabnya, ungkap Menteri Teten, pemberdayaan warung melalui peningkatan kapasitas bisnis dan daya saing individu sangat penting. Tujuannya untuk mewujudkan potensi warung secara maksimal.

Menurut data Euromonitor International tahun 2018, mayoritas masyarakat Indonesia, India, dan Filipina berbelanja di toko kelontong.

Dari nilai pasar ritel senilai Rp 7,5 juta triliun, sebanyak Rp 6,85 juta triliun atau sekitar 92 persen diantaranya merupakan transaksi di warung kelontong.

Dengan tersedianya berbagai produk virtual di warung, Bukalapak melihat potensi warung untuk mempercepat realisasi masyarakat inklusif di Indonesia.

Sedangkan narasumber lainnya, Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dr. H. Mochamad Ridwan Kamil, S.T., M.U.D.,  yakin bahwa tiga hingga lima tahun ke depan, semua jenis perdagangan di Jabar bisa dilakukan secara digital dalam jaringan daring (online).

“Berdasarkan data salah satu e-commerce di Indonesia, Bukalapak, sepertiga dari 1,5 juta warung tradisional digital Mitra Bukalapak, atau 500 ribu di antaranya, saat ini ada di Provinsi Jabar,” jelas Gubernur Ridwan Kamil yang akrab disapa Kang Emil itu.

Kang Emil pun menegaskan bahwa kini Pemprov Jabar sedang menggenjot pengembangan ekonomi digital berbasis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), warung, dan pesantren. “Dan sekarang tiga basis inilah yang sudah go digital,” ucapnya.

“Saya yakin dalam hitungan tiga sampai lima tahun, semua jenis perdagangan di Jawa Barat ini, baik yang skala besar maupun skala kecil dan riil seperti warung, itu bisa menggunakan digital,” ungkapnya.

Menurutnya, warung berbasis digital tidak hanya memberikan manfaat dalam transaksi jual-beli dan peningkatan pendapatan, tetapi juga bisa meningkatkan produk yang dijual dan dibeli di warung-warung berbasis digital.

Pemprov Jabar, lanjutnya, telah bekerja sama dengan Bukalapak untuk membuka sistem pembayaran secara daring untuk pajak kendaraan bermotor.

“Kerja sama dengan Bukalapak maupun e-commerce lain telah membantu pemerintah dalam hal infrastruktur digital. Dan menariknya, mereka (Mitra Bukalapak) sekarang belajar tidak hanya jual beli sembako atau barang-barang harian saja, tetapi juga mempromosikan bayar listrik dan mentransfer keuangan,” jelas Kang Emil.

Termasuk, paparnya, membayar berbagai jenis pajak ke Pemerintah Kota (Pemkot), Pemerintah Kabupaten (Pemkab), atau Pemerintah Provinsi (Pemprov) itu sekarang mengunakan mitra ini. “Sampai suatu hari kita menjadi masyarakat digital, masyararakat cashless,” ujar Kang Emil.

“Dan alhamdulillah juga semenjak bekerja sama dengan Bukalapak, sudah ada 40.000 motor dan mobil bayar (pajak) di Bukalapak dan uangnya masuk ke Pemprov Jawa Barat,” pungkas Gubernur Jabar itu.

Sumber: LKBN Antara

Editor: Hamdani

LEAVE A REPLY