Petani Milenial Desa Sumberejo Sukses Bertani Kentang Dari Hulu Sampai Hilir

0
368

NEWSCOM.ID – Kentang merupakan salah satu tanaman ekslusif yang hanya bisa ditanam di daerah tertentu, minimal pada ketinggian 1.200 mdpl. “Hal ini sesuai dengan desa saya di Sumberejo, lalu berdasarkan data dari PPL setempat, di lereng Merbabu ada 2.000 hektar lahan dan baru ditanami kentang 10 persennya, sehingga menjadi potensi besar untuk dikelola,” terang Agus Wibowo, narasumber inspiratif webinar inspirasi bisnis Intani seri ke 84, Rabu (31/08).

Agus mengisahkan alasannya memilih pertanian karena ingin mensejahterakan petani di daerahnya, yang sering sekali mengalami harga panen rendah dan tidak mampu menutupi biaya produksi. “Dari situ saya melihat potensi pertanian di tempat saya sangat besar tapi kalau tidak ada yang mengelola bisa mati potensi ini, maka saya tergerak untuk terjun ke sektor pertanian dan memilih komoditi kentang untuk digeluti”.

Lulusan Universitas Sebelas Maret Surakarta jurusan Agroteknologi ini tidak hanya sekedar bertani, tetapi mengenalkan pertanian modern untuk meningkatkan kualitas petani dan produksi. “Beban moral bagi saya jika bertani hanya menggunakan cara lama, saya tidak mau masyarakat desa di sini berpikir pendidikan itu tidak penting apalagi saat itu saya satu-satunya yang sampai ke jenjang universitas,” terang Agus.

Agus mendirikan perusahaan Agro Lestari Merbabu untuk mengakomodir semua unit usahanya mulai dari pembibitan, budidaya, kemitraan dengan petani dan produksi produk nilai tambah. “Untuk pengembangan pembibitan kami ada 13 green house, dan itu pun masih sangat kurang dengan kebutuhan kami baik lokal dan nasional. Selain itu kami menggunakan smart irigation dan kultur jaringan. Jadi bibit yang kami hasilkan sudah pasti berkualitas dan tersertifikasi”.

Bibit kentang granola yang dijual mulai dari G0 sampai G4, untuk G0 harganya 2.500 per biji sedangkan G1 hingga G4 dijual per kg dan harganya pun bervariasi. “G0 ini sifatnya indukan jadi bisa diturunkan hingga empat kali, kalau petani menggunakan ini sudah bisa mandiri bibit dan terhitung investasi di awal. Selain itu bibit ini  juga tahan akan serangan penyakit seperti NSK (Nematoda Sista Kentang),” ujar Agus.

Saat ini Agus ada kerja sama untuk supplai kentang 8 ton setiap minggu, dengan jumlah sebanyak itu ia harus memiliki lahan budidaya 25 hektar. “Lahan yang kami miliki sendiri itu ada 4 hektar, jadi sisanya kami bangun kemitraan dengan petani sekitar. Dan kami tidak sekadar beli hasil panen petani, tapi kami juga latih bagaimana bertani yang benar mulai olah tanahnya, tanam benih, perawatan hingga pasca panen. Sehingga hasilnya sesuai standar dan kualitas petani meningkat”.

Selain itu Agus juga memberdayakan para ibu rumah tangga dan pemuda untuk memproduksi kripik kentang. “Skalanya masih mikro untuk produksi kripik. Jadi semua kami berdayakan dari petaninya, ibu rumah tangga dan pemuda untuk meningkatkan kesejahteraan mereka”.

Ila Failani, selaku host mengatakan sudah sangat tepat menjadikan Agus Wibowo sebagai narasumber inspiratif pada webinar inspirasi bisnis Intani series. “Itulah salah satu kriteria untuk menjadi narasumber di webinar ini, karena tokoh-tokoh yang dihadirkan harus punya nilai sosial selain hanya sekedar mengejar keuntungan materi”.

Ketua umum Intani, Guntur Subagja merangkum ada empat poin penting untuk menjadi petani yang maju dan modern. “Harus menggunakan bibit unggul untuk optimalisasi produktifitas, ekosistem bisnis pertanian menggunakan pendekatan social enterprise, membentuk ekosistem pasar yang kuat dan mengaplikasikan teknologi dalam kegiatan budidaya yang tidak hanya memberikan dampak positif pada hasil produksi tetapi juga menggambarkan bahwa pertanian itu keren, seru dan mudah”.

Guntur sangat mengapresiasi Agus yang secara total mendedikasikan diri untuk kemajuan pertanian di Indonesia. “Satu model bisnis pertanian yang luar biasa dari Agus, seperti ini seharusnya petani muda kuasai dari hulu sampai hilirnya. Saya yakin dengan semangat Agus ini bisa menginspirasi banyak petani muda untuk lebih berkembang dan memajukan pertanian nasional,” pungkas Guntur.* (na-dgn)

LEAVE A REPLY