Wapres Ma’ruf: “Kualitas Pendidikan Tidak Boleh Turun Dalam Metode Pembelajaran Daring”

0
804
Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI), Prof. Dr. (H.C.) Drs. KH. Ma'ruf Amin, bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A. Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=duem-ly8dfI&t=85s (Wapres Highlight 7 .d. 10 Juli 2020) / Asisten Deputi (Asdep) Komunikasi dan Informasi Publik (KIP) Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) Republik Indonesia (RI).

NEWSCOM.ID, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI), Prof. Dr. (H.C.) Drs. KH. Ma’ruf Amin, menegaskan kualitas pendidikan tidak boleh turun dalam pelaksanaan metode pembelajaran secara daring. Jangan sampai ada penyimpangan dalam kualitas pembelajaran maupun kualitas pengujian dalam metode belajar lewat daring.

“Tidak boleh ada excuse (alasan) terhadap kualitas, baik kualitas pembelajaran maupun pengujian. Mahasiswa harus tetap bisa diuji dengan standar yang sama dengan pembelajaran konvensional sehingga kualitas pembelajaran dan lulusan program studi ini tetap dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan,” tuturnya pada Selasa (21/7).

Tepatnya saat Wapres Prof. KH. Ma’ruf Amin menjadi narasumber utama (keynote speaker) dan membuka acara Dies Natalis Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA), seperti dikutip dari laman http://www.wapresri.go.id/.

Prof. KH. Ma’ruf Amin menghadiri acara ini secara daring, dari Kediaman Resmi Wapres RI di Jalan Diponegoro Nomor 2, Kota Administrasi Jakarta Pusat, Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta. Acara ini mengangkat tema Berlari Menuju Universitas Terkemuka dan Unggul.

Menurutnya, jangan sampai ada penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan metode pembelajaran secara daring. Misalnya, kualitas pendidikan yang menurun kepada peserta didik dalam metode pembelajaran secara daring.

Namun Wapres Prof. KH. Ma’ruf Amin menyadari potensi keuntungan dari metode pembelajaran secara daring, yakni antar perguruan tinggi dapat melakukan sinergi yang saling menguatkan. “Dengan penggunaan teknologi, sumber pengetahuan tidak lagi menjadi terbatas,” ujarnya.

Editor: Muhammad Ibrahim Hamdani

LEAVE A REPLY